Ahad 21 Oct 2018 18:28 WIB

Korban Meninggal Gempa Sulteng Masih Ditemukan

Tim gabungan tanggap darurat menemukan korban saat membersihkan puing bangunan.

Suasana kamp pengungsian Hunian Sementara (Huntara) di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (20/10/2018). Sebanyak 300 tenda Huntara sumbangan Pemerintah Turki telah dipasang relawan PMI beserta tim terpadu untuk segera dihuni pengungsi selama masa pemulihan pascagempa tsunami disertai likuifaksi pada 28 September 2018.
Foto: ANTARA FOTO/Darwin Fatir
Suasana kamp pengungsian Hunian Sementara (Huntara) di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (20/10/2018). Sebanyak 300 tenda Huntara sumbangan Pemerintah Turki telah dipasang relawan PMI beserta tim terpadu untuk segera dihuni pengungsi selama masa pemulihan pascagempa tsunami disertai likuifaksi pada 28 September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim gabungan tanggap darurat bencana di Sulawesi Tengah kembali menemukan korban meninggal dunia di antara reruntuhan dan puing bangunan. Demikian ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho

"Hingga Minggu pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal yang ditemukan tercatat 2.256 orang. Seluruhnya sudah dimakamkan," kata Sutopo melalui pesan tertulisnya yang diterima di Surabaya, Ahad (21/10).

Proses pencarian dan evakuasi korban meninggal dunia telah dihentikan pada Kamis (12/10), sesuai dengan prosedur standar operasional Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Namun, tim gabungan tanggap darurat bencana yang melakukan pembersihan reruntuhan bangunan dan puing-puing masih menemukan korban meninggal dunia.

Sutopo mengatakan korban meninggal dunia terbanyak ditemukan di Kota Palu (1.703 orang), kemudian Kabupaten Donggala (171 orang), Kabupaten Sigi (366 orang), Kabupaten Parigi Moutong (15 orang) dan Pasangkayu, Sulawesi Barat (satu orang).

"Sementara itu, 1.309 orang dilaporkan hilang dan 4.612 orang luka-luka serta 223.751 orang mengungsi yang tersebar di 122 titik pengungsian," jelasnya.

Pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan petugas gabungan bersama relawan. Sebanyak 14.604 petugas gabungan dari TNI/Polri, sipil dan relawan dikerahkan untuk penanganan darurat. Selain itu, 251 unit alat berat, terdiri atas 64 unit dari TNI dan 187 unit dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement