Senin 22 Oct 2018 02:06 WIB

Erdogan: Turki akan ‘Kuliti’ Kasus Pembunuhan Khashoggi

Melihat inkonsistensi Saudi, Erdogan bertekad untuk mengungkap kasus tersebut.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk mengungkapkan kebenaran atas pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Erdogan direncanakan akan mengeluarkan pernyatan baru pada Selasa (23/10) besok.

Seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (22/10), Ankara kemungkinan akan mengungkapkan hasil penyelidikan terbaru atas hilangnya Khashoggi setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 lalu.

Baca Juga

Setelah berhari-hari Kerajaan Arab Saudi menyangkal kematian Khashoggi, pada Sabtu (20/10) lalu Saudi akhirnya mengamini bahwa Khashoggi meninggal di Konsulat akibat terlibat perkelahian. Melihat inkonsistensi Saudi, Erdogan bertekad untuk mengungkap kasus tersebut.

"Saya akan membuat pernyataan tentang masalah ini pada hari Selasa di pertemuan kelompok partai," kata Erdogan dalam sebuah pidato di Istanbul.

Erdogan mengatakan, Pemerintah Turki akan mencari keadilan dengan sebenar-benarnya. Bukan hanya dengan langkah yang biasa, tetapi dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk menelanjangi semua kebenaran yang ada. 

Meskipun surat kabar pro-pemerintah Turki merilis informasi bahwa tim beranggotakan 15 orang tiba di Istanbul untuk membunuh Khashoggi di Konsulat, Erdogan masih memilih diam. "Mengapa 15 orang datang tetapi 18 orang ditahan?  Hal-hal ini harus diberitahukan secara rinci," kata Erdogan.

Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi pada hari Sabtu (20/10) menyatakan telah menangkap 18 orang yang dinyatakan menjadi tersangka atas meninggalnya Khashoggi.

Selasa deadline

photo
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

"Ini adalah pertama kalinya seorang Presiden Turki menetapkan tenggat waktu untuk berupaya membuktikan kebenaran," kata jurnalis Al Jazeera, Jamal Elshayyal, yang melaporkan dari Istanbul.

Beberapa jam usai pengakuan Saudi pada hari Sabtu, Juru Bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), Omer Celik, mengatakan Turki tidak menuduh siapa pun. Sikap itu bukan diambil karena ada kepentingan khusus.

Sementara itu, Wakil Ketua AK Party Numan Kurtulmus berjanji bahwa Turki tidak akan menjauhkan diri dari berbagi dengan dunia akan bukti kematian Khashoggi yang bakal ditemukan di sana.

Para pejabat Turki sebelumnya mengatakan pihak berwenang memiliki rekaman audio yang konon mendokumentasikan pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat.

Sementara, surat kabar Turki pro-pemerintah Yeni Safak, mengutip audio, mengatakan para penyiksanya memotong jari-jari Khashoggi selama interogasi dan kemudian memenggal kepalanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement