Senin 22 Oct 2018 16:52 WIB

PMI Bagikan Kelambu untuk Cegah Penyebaran Malaria

jumlah warga di Lombok Barat yang terjangkit penyakit ini mecapai ratusan jiwa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Kelambu Malaria
Foto: kelambumalaria.com
Kelambu Malaria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebarkan ribuan kelambu antinyamuk ke sejumlah lokasi khususnya warga yang terdampak gempa bumi beberapa waktu lalu. Adapun lokasi pembagian kelambu tersebut di Dusun Ranjok Timur dan Barat, Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.

Selain membagikan, relawan PMI pun memasang langsung dan mendata jumlah warga yang sudah menerima bantuan serta yang positif mengidap penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles tersebut. Informasi yang dihimpun, jumlah warga di Kabupaten Lombok Barat yang terjangkit penyakit ini mecapai ratusan jiwa.

Maka dari itu relawan PMI secara sukarela menyusuri setiap bukit, perkampungan hingga daerah pelosok untuk membagikan kelambu tersebut agar penyebaran penyakit ini bisa ditekan. Relawan PMI Lombok Barat, Jayadi mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 2.000 lebih kelambu yang dibagikan kepada masyarakat.

"Kelambu ini dirasa penting karena sebagian dari korban bencana gempa masih trauma masuk rumah dan rela tidur di gubuk atau bangunan terbuka. Sehingga mereka rawan tertular malaria. Kami terus melakukan penyisiran ke seluruh daerah di Lombok Barat yang menjadi lokasi endemik malaria tujuannya untuk menekan jumlah warga yang terserang penyakit tersebut," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/10).

Salah seorang warga Ranjok Timur Nasrun Hidayani mengatakan, dia sudah empat hari ini mengidap malaria dan sudah berobat ke rumah sakit terdekat. Bantuan kelambu dari PMI ini sangat berguna karena dia belum berani masuk rumah pascagempa.

"Awalnya merasa pusing, demam dan lemas, setelah dicek ke rumah sakit ternyata saya dinyatakan positif malaria, namun memilih rawat jalan," ujarnya.

Senada dengannya, Yuniatun (16 tahun) warga lainnya mengatakan ia sudah sekitar 18 hari mengidap malaria namun saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Selain itu, ia pun memilih tidak datang ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Beruntung ada dokter yang datang ke dusunnya. "Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan kelambu dari PMI, karena saya belum berani tidur di dalam rumah sebab masih trauma pascagempa lalu," katanya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement