REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) enggan mempermasalahkan hasil negatif Anthony Sinisuka Ginting pada kejuaraan Denmark Terbuka 2018. Langkah tunggal putra andalan Indonesia itu terhenti pada babak pertama. Padahal beberapa hari sebelumnya, Ginting menjuarai Cina Terbuka 2018.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti melihat Ginting ditumbangkan lawan tangguh. Ginting takluk di tangan Kento Momota asal Jepang. Momota yang berstatus pebulu tangkis nomor satu dunia di nomor tunggal putra akhirnya keluar sebagai juara Denmark Terbuka 2018.
"Kalau kami mengevaluasi kekalahan atlet, kami biasa melihat kalahnya dari siapa, nggak bisa dipukul rata. Kalau dia (Ginting) kalah dari pemain nggak ada nama, kami pasti pertanyakan, tapi ini Kento Momota yang akhirnya menjadi juara," kata Susy saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/10).
Kasus serupa terjadi pada Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Owi/Butet tumbang di tangan wakil China China Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Susy memuji pencapaian tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung. Perjalanan Gregoria baru terhenti di semifinal setelah ditumbangkan pebulutangkis India, Saina Nehwal.
Susy menyayangkan kekalahan yang diderita Jonatan Christie pada babak perempat final dari wakil India Sameer Verma. Ia menilai di atas kertas Jojo punya kans menembus empat besar.
Ada kesempatan bagi Jojo membalas dendam. Pada Perancis Terbuka 2018 (23-28 Oktober) peraih emas Asian Games 2018 itu langsung bertemu Verma. "Mudah-mudahan saya bisa tampil lebih baik," ujar atlet 21 tahun, dikutip dari laman PBSI.