Senin 22 Oct 2018 19:11 WIB

Kasus Khashoggi Berbagai Versi, Inggris Minta Klarifikasi

Arab Saudi diminta mengklarifikasi kasus pembunuhan Khashoggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Instagram/@jkhashoggi
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris Theresa May menyerukan adanya klarifikasi mendesak tentang kasus pembunuhan Khashoggi dari Arab Saudi.

“Masih ada kebutuhan mendesak untuk klarifikasi apa yang terjadi di luar hipotesis yang diajukan sejauh ini dalam penyelidikan Saudi,” kata May melalui juru bicaranya pada Senin (22/10).

Kasus Khashoggi telah menyedot perhatian dunia internasional. Ia dinyatakan hilang ketika mengunjungi gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun, tuduhan itu segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi.

Pada awalnya, Saudi mengaku tidak mengetahui apapun tentang hilangnya Khashoggi. Walaupun terdapat banyak kejanggalan di gedung konsulat seperti tidak berfungsinya kamera pengawas dan diliburkannya pegawai Turki yang bekerja di sana secara tiba-tiba.

Setelah kasus bergulir selama dua pekan, Saudi akhirnya menyatakan bahwa Khashoggi memang tewas di gedung konsulat. Ia tewas setelah terlibat cekcok mulut dan perkelahian dengan orang-orang di dalam konsulat. Namun, Riyadh membantah bahwa Khashoggi telah dimutilasi. Kendati demikian, Saudi pun mengaku tidak mengetahui keberadaan jasad Khashoggi.

Sejumlah pejabat Turki meyakini jasad Khashoggi dibuang di Belgrad Forest yang berdekatan dengan Istanbul. Tepatnya di pedesaan dekat kota Yalova, 90 kilometer selatan Istanbul.

Terdapat 15 orang yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Satu di antaranya adalah Maher Mutreb, yakni seorang perwira intelijen Saudi. Selain Mutreb, Salah A Tubaigy juga diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Ia adalah pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Saudi yang disebut-sebut memutilasi Khashoggi.

Kendati demikian, seorang pejabat Saudi telah merilis versi lain dari pembunuhan Khashoggi. Ia mengatakan Khashoggi tidak tewas dimutilasi, melainkan dicekik dengan menggunakan lengan hingga dia tak bisa bernapas.

Pejabat Saudi yang enggan disebutkan identitasnya itu mengungkapkan, sebelum Khashoggi dibunuh, Wakil Kepala Presidensi Umum Intelijen Saudi Ahmed al-Asiri mengumpulkan 15 anggota tim dari intelijen dan pasukan keamanan. Mereka diperintahkan pergi ke Istanbul, Turki, untuk menemui Khasoggi di gedung konsulat dan meyakinkannya agar sudi kembali ke negaranya.

Hal itu dilakukan karena Saudi khawatir jika Khashoggi, yang dikenal vokal menyuarakan kritik terhadap kerajaan, direkrut oleh negara-negara yang berseberangan atau bermusuhan dengan Riyadh. "Ada perintah untuk menegosiasikan kembalinya para pembangkang secara damai, yang memberi mereka wewenang untuk bertindak tanpa kembali ke kepemimpinan," kata pejabat Saudi itu, dikutip laman Aljazirah, Ahad (21/10).

Menurut rencana, ke-15 orang yang dikirim ke Istanbul itu dapat menahan Khashoggi di sebuah safe house di luar gedung konsulat untuk beberapa waktu. Tapi mereka harus membebaskan Khashoggi bila dia tetap keras kepala dan menolak untuk kembali ke Saudi.

Menurut laporan, pada 2 Oktober, yakni ketika Khashoggi mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul, Mutreb sempat berbicara dengannya. Saat itu, Mutreb meminta Khashoggi untuk ikut dengannya kembali ke Saudi.

Namun Khashoggi menolak. Ia mengatakan bahwa ada seseorang yang menunggunya di luar gedung konsulat. Orang itu tak lain adalah tunangannya, yakni Hatice Cengiz. Khashoggi juga mengatakan bahwa orang yang menunggunya di luar akan menghubungi otoritas berwenang Turki bila dirinya belum keluar dari konsulat selama lebih dari satu jam.

Laporan itu menyebut, Khashoggi sempat mengatakan bahwa Mutreb telah melanggar norma-norma diplomatik. "Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda berminat menculik saya?" kata Khashoggi kepada Mutreb kala itu.

Mutreb pun menjawab, "Ya, kami akan melindungimu dan menculikmu,". Mulai dari sini, tim yang awalnya diamanatkan agar tidak memaksa Khashoggi mulai melanggar perintah. "Banyak hal yang salah sejak awal ketika tim melanggar perintah dan dengan cepat menggunakan kekerasan," ujar pejabat Saudi.

Saat Mutreb mengatakan berniat menculiknya, Khashoggi sontak berteriak. Teriakan itu membuat tim panik dan segera menyergapnya. Mulut Khashoggi dibungkam dan lehernya dililit menggunakan lengan hingga dia kehabisan napas.

"Mereka berusaha mencegah dia (Khashoggi) berteriak tetapi dia mati. Niatnya bukan untuk membunuhnya," kata pejabat Saudi tersebut.

Setelah Khashoggi tewas, tim kemudian menggulung tubuhnya dengan karpet dan membawanya keluar dengan mobil konsuler. Tubuh itu selanjutnya diserahkan kepada "kooperator lokal" di Turki untuk dibuang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement