Selasa 23 Oct 2018 10:28 WIB

Polisi Kejar Pembawa Bendera Tauhid yang Dibakar di Garut

Polisi masih mengejar satu orang lagi yang diduga ikut terlibat dalam kasus itu.

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Kabid Humas Polda Jabar, AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko (kanan) .
Foto: Republika/Djoko Suceno
Kabid Humas Polda Jabar, AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko (kanan) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian telah mengamankan tiga orang terkait kasus pembakaran bendera berlafadz tauhid, saat peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, Senin (23/10). Saat ini, polisi masih mengejar satu orang lagi yang diduga ikut terlibat dalam kasus itu.

"Iya (satu lagi) belum (diamankan) tapi kita sudah tahu dan sekarang sedang didalami (dikejar)," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat AKBP Trunoyudo saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/10).

Satu orang tersebut yang diduga membawa bendera dalam peringatan hari santri. Trunoyudo mengatakan, polisi akan meminta keterangan yang bersangkutan berkaitan dengan perannya membawa bendera tersebut.

"Jadi harus berimbang ya baik itu yang membawa maupun yang melakukan serangkaian (aksi pembakaran) seperti yang di video itu, kami akan mintai keterangan," jelasnya.

Sedangkan terhadap tiga orang yang telah diamankan sebelumnya, menurut ia saat ini masih dalam proses penyelidikan bersama penyidik. Status ketiganya pun masih sebagai saksi.

Seperti diketahui, beredar sebuah rekaman video aksi pembakaran diduga bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun yang menjadi kontroversi, beredar juga informasi bahwa bendera hitam tersebut berisi tulisan kalimat tauhid.

Hal inilah yang kemudian menimbulkan perpecahan. Guna mengantisipasi perpecahan yang lebih luas, polisi segera meminta klarifikasi terhadap pelaku untuk mencari motif aksi pembakaran tersebut.

Terkait insiden yang mencederai hari santri ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara. MUI meminta agar semua pihak menahan diri agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang lebih luas.

"Tidak perlu jadi polemik, karena hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memicu gesekan," ujar Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi.

GP Ansor sendiri telah memberikan klarifikasi bahwa aksi pembakaran bendera tersebut semata-mata agar tidak terinjak-injak dan terbuang di tempat yang tidak semestinya. Sehingga dilakukan upaya pembakaran untuk menghormati kalimat tauhid dalam bendera tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement