Selasa 23 Oct 2018 14:47 WIB

Ma'ruf: Santri Milenial tak Pesimistis Indonesia akan Bubar

Kiai Ma'ruf mengatakan, para santri harus bisa menjadi sumber daya manusia tangguh.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
KH Ma'ruf Amin
Foto: Antara
KH Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin mengajak kepada santri milenial untuk tak tunduk pada pandangan pesimistis yang menyebut Indonesia akan bubar. Menurut dia, santri harus memiliki sembangat juang untuk mengembangkan diri dan berprestasi demi Indonesia yang lebih baik.

Ajakan ini disampaikan Kiai Ma'ruf di hadapan santri dan ulama yang berkumpul untuk merayakan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (23/10). "Bagi yang pesimistik, katanya Indonesia akan bubar. Padahal, kita harus memanfaatkan milestone yang sudah disiapkan oleh Pak Jokowi. Kalau ini kita manfaatkan, Indonesia bisa tinggal landas," ujar Kiai Ma'ruf dalam siaran pers yabg diterima Republika.co.id, Selasa (23/10).

Kiai Ma'ruf mengatakan, para santri harus bisa menjadi sumber daya manusia yang tangguh, memiliki kompetensi dan semangat tinggi dalam membangun Indonesia. Kemudian, Kiai Ma'ruf bercerita tentang semangat tangguh para atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games dan Asian Para Games 2018 lalu. 

Awalnya, para atlet ditarget untuk tak mendapatkan banyak medali emas maupun peringkat baik.  Namun, menurut Kiai Ma'ruf, dengan semangat juang yang tinggi, para atlet Indonesia justru melipatgandakan perolehan emas dari target awal. 

Pada Asian Games tahun ini, akhirnya Indonesia menjadi peringkat keempat. "Kita harus memiliki fighting spirit yang tinggi seperti itu," ucap Ketua Umum MUI ini.

Karena itu, menurut Kiai Ma'ruf, para santri mulai saat ini harus menyiapkan diri ke depan. Para santri harus mampu bersaing dan mengambil peran dalam pembangunan ekonomi nasional. 

Dia pun mengajurkan agar selain mampu membaca ayat Alquran, para santri juga harus bisa membaca tata kehidupan masyarakat. "Para santri harus mampu membaca situasi, keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Bukan hanya membaca, tetapi mencarikan solusi untuk menguraikan dan menyelesaikan problem di masyarakat," kata mustasyar PBNU ini. 

Ia menambahkan santri milenial masa depan harus punya kemampuan dan semangat yang tinggi. “Inilah yang harus kita bangun, jadikan inspirasinya dari Hari Santri ini," kata dia.

Disambut meriah

Kedatangan Kiai Ma’ruf disambut dengan meriah oleh warga NU Kalimantan Tengah yang akan menggelar perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji, Palangkaraya, di Jalan G. Obos. Ratusan santri berbaris di sepanjang pintu masuk kompleks Asrama Haji ke arah aula, di mana acara akan dilakukan untuk menyambut rombongan Kiai Ma'ruf bersama istrinya, Nyai Wury Estu Handayani.

Saat Kiai Ma'ruf tiba, drum band membahana dengan irama lagu 'Ya Lal Wathan'. Para santri dan warga NU yang sudah menunggu sempat berebut menyalami sang kiai. Dalam perayaan Hari Santri ini, Kiai Ma'ruf dijadwalkan menyampaikan tausyiah dan ceramah. 

Sementara di sisi lain, warga NU dan tokoh masyarakat setempat sudah memadati ruangan aula, termasuk juga para pejabat pemerintah daerah setempat dan tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

Lantaran ruangan padat, akhirnya para santri dan masyarakat yang ingin mengikuti acara itu membeludak hingga ke luar aula. Mereka bahkan duduk beralaskan tikar.

Untuk diketahui, untuk memeriahkan peringatan Hari Santri tahun ini, Kiai Ma'ruf telah berkeliling ke beberapa daerah untuk menghadiri acara peringatan hari besar kaum bersarung itu. Beberapa daerah yang didatanginya antara lain, Jakarta, Tasikmalaya, Cirebon, dan Palangkaraya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement