REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ratna Ajeng Tejomukti
Muhammad Syafii Antonio adalah seorang alumnus pesantren yang masuk ke dunia perbankan. Masuk pe santren dengan alas an ingin mendalami Islam sebagai agama yang baru dianutnya, Syafii menapaki kesuksesan hingga menjadi pakar dan rujukan ekonomi syariah saat ini.
Dia memulai pendidikan pesantrennya pada 1985, ketika lulus dari SMU. Ketika itu, dia menjadi santri dan menimba ilmu di pesantren tradisional an-Nizham, Sukabumi. Jika ingin menjadi Muslim yang komprehensif, pesantren adalah tempat yang ideal.
Setelah tiga tahun belajar di sana, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu dengan mendaftar ke Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Karena keinginannya yang lebih besar untuk mempelajari Islam, Syafii memilih belajar ke luar negeri. Lewat Muhammadiyah, dia mendapat kesempatan belajar di Yordania untuk studi Islam bidang syariah dan hukum.
Di saat yang sama dia juga mengambil kuliah ekonomi. Lalu, melanjutkan ke al-Azhar untuk memperdalam studi Islam. Perjalanan hidupnya berbelok ketika batal melanjutkan ke Manchester University karena Perang Teluk. Akhirnya dia mendaftar ke International Islamic University Malaysia (IIUM). Di sana dia mengambil studi banking and finance dan selesai pada 1992.
Syafii berkecimpung di perbankan syariah mulai tahun itu juga saat bertemu delegasi Indonesia yang akan mendirikan bank syariah setelah kunjungan kerja di Malaysia. Dia banyak terlibat dalam mendirikan dan merealisasikan ekonomi syariah di Indonesia.