REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan bantuan pembangunan hunian sementara atau huntara untuk 10 ribu kepala keluarga di Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Koordinator CTP PMI Provinsi NTB Edy Shofyan Jusman melalui siaran pers yang diterima, Selasa malam, mengatakan bantuan tersebut dalam bentuk bahan bangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan sudah terdaftar atau nama bahan barang dalam formulir bantuan itu.
"Sehingga masyarakat penerima bantuan tidak menggunakan uang tersebut untuk membeli barang lain, sebab mereka harus menukarkan kartu beneficaries itu kepada pihak vendor pengadaan bahan bangunan," katanya.
Bantuan tersebut berupa "cash transfer program" (CTP) yang setiap satu kepala keluarga akan mendapatkan bantuan sebesar Rp930 ribu namun dalam bentuk bahan bangunan yang nantinya digunakan untuk pembangunan huntara.
Setiap kepala keluarga yang mendapatkan program tersebut akan diberikan kartu beneficaries yang merupakan voucher untuk membeli bahan bangunan di toko matrial yang sudah ditunjuk oleh pihak PMI.
Untuk saat ini sudah lebih dari 2 ribu kartu yang diserahkan kepada masyarakat terdampak bencana gempa bumi di NTB pada Juli lalu. Seperti salah satunya di Dusun Gubuk Baru dan Temposodo, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
Desaini menjadi yang pertama mendapatkan CTP karena kondisinya sangat memprihatinkan seperti mayoritas rumah warga yang hancur akibat goncangan gempa yang ribuan kali melanda daerah itu.
Namun, kata dia, ada kebijakan di beberapa daerah seperti di Desa Salut, Kecamatan Kayangan yang bantuan tersebut dalam bentuk tunai, sebab di daerah itu sama sekali tidak ada toko matrial yang bisa menyediakan kebutuhan bahan bangunan.
CTP ini merupakan bantuan dari berbagai red cross atau palang merah yang ada di dunia dengan total bantuan yang dikucurkan untuk korban bencana gempa ini sebanyak Rp9,3 miliar.
Kepala Dusun Gubuk Baru Sirman mengatakan bantuan tersebut sangat membantu warga di daerahnya. Adapun jumlah kepala keluarga yang tinggal di dusun itu sebanyak 196 KK yang seluruh rumahnya hancur akibat gempa lalu.
"Alhamdulillah semua dapat bantuan dari PMI dan kami pun berharap bantuan ini bisa ada lagi yang tidak hanya dari PMI saja," ujarnya.
Sementara salah seorang warga penerima manfaat Nita Sisilawati mengaku senang dengan adanya bantuan tersebut apalagi rumahnya rusak berat pascabencana itu. "Saat gempa terjadi saya tengah berladang, beruntung tidak ada keluarga yang menjadi korban. Tapi karena bencana itu roda perekonomian menjadi rusak karena warung milik saya tidak bisa beroperasi lagi," katanya.