REPUBLIKA.CO.ID, MOTEGI -- Pembalap Tech-3 Yamaha, Johann Zarco, mengaku dia sudah mencapai batas kemampuan maksimal menggunakan motor Yamaha selama dua tahun terakhir. Sempat berada di peringkat kedua babak kualifikasi MotoGP Jepang akhir pekan lalu, pembalap Prancis ini harus merosot ke posisi enam sepanjang balapan.
Zarco bisa saja berakhir di posisi delapan jika Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso yang berada di depan tidak mengalami insiden kecelakaan tunggal. Ketika ditanya apakah itu dipicu permulaan start buruk sehingga membuatnya mati langkah, Zarco menampik hal tersebut. Ia mengaku tetap berkonsentrasi dengan baik, bahkan saat start dari grid belakang sekalipun.
"Saya tak bisa berbuat banyak sebab ini sudah mencapai batas yang saya miliki. Empat tikungan pertama memang sangat menyedihkan," kata Zarco dilansir dari Autosport, Rabu (24/10).
Pembalap kelahiran Cannes, Prancis, ini mengakui seharusnya ia tetap menjadi empat pembalap terdepan karena start dari posisi dua. Sayang sekali, dengan kondisi motor Yamaha yang menua dan buruk, ia tak bisa melakukannya. "Saat saya tertinggal setengah jarak, saya mencoba memacu kecepatan, tapi tak bisa," ujarnya.
Rookie Terbaik 2017 ini juga berusaha menyerang Valentino Rossi dan mencoba menyalip. Sayang, Alvaro Bautista menyusulnya dan akhirnya Zarco kehilangan kontak dengan Rossi. "Balapan ini sulit sejak awal sampai akhir. Saya ingin memimpin balapan, tapi tak bisa melakukannya," kata Zarco.
Zarco dan timnya akan meninggalkan Yamaha akhir tahun ini dan beralih ke KTM 2019. Yamaha akan bermitra dengan SIC Petronas dan membawa dua pembalap baru, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo.