Rabu 24 Oct 2018 10:10 WIB

Trump: Upaya Saudi Tutupi Kasus Khashoggi Sangat Buruk

Raja Salman membahas kasus Khashoggi dalam rapat kabinet.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, upaya Pemerintah Arab Saudi menutupi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi sangat buruk.  AS berjanji akan mencabut visa beberapa orang yang dianggap bertanggungjawab atas kasus ini.

"Mereka memiliki skenario awal yang sangat buruk, dan upaya menutupi yang mereka lakukan salah satu yang terburuk dalam sejarah," kata Trump, Rabu (24/10).

Trump tidak memberikan pandangannya siapa yang sepenuhnya bertanggungjawab atas kematian Khashoggi. Tapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan mereka telah mengidentifikasi beberapa pejabat pemerintahan dan pertahanan Arab Saudi yang diyakini terlibat pembunuhan Khashoggi.

Pompeo berjanji AS akan melakukan tindakan yang proposional termasuk mencabut visa mereka.  "Penanganan yang buruk, seharusnya tidak pernah terpikirkan, seseorang benar-benar telah mengacau, dan upaya menutupi mereka sangat buruk," kata Trump.

photo
Khashoggi

Trump mengatakan, hal ini setelah beberapa jam sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan menepis pernyataan Arab Saudi yang menyalahkan kematian Khashoggi disebabkan oleh operasi intelijen yang gagal.

Erdogan meminta Riyadh untuk mengupas tuntas penyebab kematian Khashoggi di kantor konsulat mereka pada 2 Oktober lalu.

Setelah fakta demi fakta kasus ini terungkap selama tiga pekan terakhir Arab Saudi mengubah berbagai pernyataan mereka. Riyadh sebelumnya membantah mengetahui keberadaan Khashoggi.

Tapi akhirnya mereka mengaku jurnalis senior tersebut tewas dalam perkelahian di kantor konsulat mereka di Istanbul. Beberapa negara-negara barat tidak percaya dengan pernyataan Arab Saudi tersebut. Membuat hubungan mereka dengan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia itu merenggang.

Media yang dikelola oleh pemerintah Arab Suadi mengatakan Raja Salman telah memecat lima pejabat setelah kasus pembunuhan Khashoggi ini terungkap. Para pejabat tersebut dikabarkan yang memerintahkan 15 orang untuk terbang ke Istanbul membunuh Khashoggi.

Salah satu dari lima pejabat yang dipecat itu adalah Saud al-Qahtani. Orang yang menjalankan media sosial Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Menurut laporan intelijen, Qahtani memerintahkan pembunuhan tersebut melalui Skype.

Baca juga, Qahtani Diduga Perintahkan Pembunuhan Khashoggi Lewat Skype.

Raja Salman yang telah berusia 82 tahun sudah menyerahkan urusan pemerintahan kepada Pangeran Mohammed bin Salman. Kasus ini membuat publik masyarakat internasional marah dan meregangkan hubungan Arab Saudi dengan beberapa negara Barat.

Pemerintah Turki yakin Khashoggi dibunuh dan dihilangkan di dalam kantor konsulat. Erdogan mengatakan, Arab Saudi harus menjerat seluruh orang yang bertanggungjawab atas kasus ini dari atas sampai bawah.

"Pemerintah Arab Saudi sudah mengambil langkah yang penting dengan mengakui pembunuhan, mulai dari sekarang, kami mengharapkan mereka untuk mengungkapkan semua yang bertanggungjawab atas kasus ini dari atas sampai bawah dan menjerat mereka untuk menghadapi hukuman yang setimpal," kata Erdogan dalam pidatonya di parlemen Turki.

Pemerintah Turki mengatakan mereka memiliki rekaman audio yang merekam pembunuhan tersebut. Tapi dalam pidatonya kali ini Erdogan tidak menyebutkan tentang hal itu. Ia hanya mengatakan semua orang yang terlibat dalam kasus ini harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. 

"Dari orang yang memberikan perintah, sampai orang yang membawanya keluar, mereka semua harus dibawa ke pengadilan," kata Erdogan.

Raja Salman menggelar rapat kabinet untuk membahas siapa yang bertanggungjawab atas pembunuhan ini. Pemerintah Arab Saudi berjanji akan memecat mereka yang gagal menjalankan tugas siapa pun dia.  Sementara itu para penyidik Turki yang masuk ke dalam kantor konsulat Arab Saudi keluar membawa sebuah koper dan beberapa benda lainnya. Belum diketahui apa isi koper tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement