REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan mencabut visa 21 warga Arab Saudi yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, mereka juga akan dibuat tidak memenuhi syarat jika kembali mengajukan visa AS.
"Dua puluh satu warga Saudi yang diduga terlibat dalam kematian Jamal Khashoggi akan dicabut visanya atau tidak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa masuk ke Amerika Serikat," kata Nauert pada Selasa (23/10) sore.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS lainnya mengatakan kepada CNN, departemen berwenang untuk mencabut visa berdasarkan informasi yang terungkap setiap saat. Informasi itu bisa menunjukkan bahwa pemegang visa mungkin tidak dapat diterima di AS atau tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa.
Berbicara di Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (23/10) tentang kematian Khashoggi, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan AS telah mengidentifikasi beberapa orang yang bertanggung jawab dalam kasus tersebut. Mereka yang teridentifikasi termasuk orang-orang di dinas intelijen, istana kerajaan, kementerian luar negeri, dan kementerian lainnya di Saudi.
Terkait pencabutan visa, Pompeo mengatakan AS akan mengambil tindakan yang tepat, termasuk memberikan sanksi potensial. Menurutnya, Departemen Keuangan sedang meninjau setiap penerapan sanksi bagi mereka yang bertanggung jawab
"Hukuman ini tidak akan menjadi kata terakhir mengenai masalah ini dari Amerika Serikat. Kami akan terus mengeksplorasi langkah-langkah tambahan untuk meminta pertanggungjawaban kepada mereka yang bertanggung jawab," kata dia.
Presiden AS Donald Trump yang enggan mengkritik Arab Saudi, bersikeras dalam seminggu terakhir ini bahwa semua pihak harus memberi kesempatan bagi Arab Saudi untuk memberi penjelasan. Pompeo juga menekankan kemitraan yang kuat dan kepentingan strategis bersama antara AS dengan Arab Saudi.
"Kami dengan sangat jelas menegaskan Amerika Serikat tidak mentolerir tindakan kejam semacam ini untuk membungkam Khashoggi, seorang wartawan, dengan kekerasan. Kami terus mempertahankan kemitraan yang kuat dengan kerajaan Saudi," kata dia.