Rabu 24 Oct 2018 14:44 WIB

Tafsir Logo HTI: Versi Eks Anggota, GP Ansor, dan Kemendagri

Bendera kecil yang terdapat di dalam lambang berfungsi menjadi pengganti huruf 'I'.

Rep: Adrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memang mempunyai sebuah lambang atau logo yang memuat kalimat tauhid di dalamnya. Hal itu diakui oleh Mantan juru bicara Hizbut Tahrir (HTI), Ismail Yusanto. Pada lambang atau logo HTI itu memuat sebuah bendera kecil berwarna hitam dengan tulisan kalimat tauhid di dalamnya.

Bendera kecil yang terdapat di dalam lambang atau logo HTI itu juga berfungsi menjadi pengganti hurf I untuk kalimat ‘Tahrir Indonesia’ pada lambang atau logo tersebut. Pada lambang atau logo HTI itu tertulis Hizbut Tahrir Indonesia dengan warna font hitam serta bercetak miring dan tebal terutama pada kalimat Hizbut Tahrir.

“Itu logo atau lambang (HTI),” kata Ismail mengkonfirmasi lambang yang ditanyakan Republika,co.id pada Rabu (24/10).

Ismail pun mengiyakannya bahwa HTI hanya mempunyai logo atau lambang namun tak mempunyai bendera organisasi. Dalam pernyataan sebelumnya, Ismail mengatakan selama ini yang kerap di bawa  HTI adalah atribut yang bernama Al Liwa dan Ar Roya. Menurut Ismail, HTI kerap membawa panji-panji tersebut agar masyarakat mengetahui adanya acara khusus.

"Tidak pernah HTI itu mengklaim itu bendera HTI," kata Ismail menegaskan.

Sementara Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qaumas mengatakan pihaknya tidak memandang bendera yang dibakar sebagai bendera tauhid, melainkan bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). “Tanya ke HTI, ketika di persidangan pembubaran organisasinya, apa dan bagaimana yang mereka sebut dan tunjuk sebagai bendera,” katanya.

Baca juga:

photo
Kronologi pembakaran bendera tauhid

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement