REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi dan Bahrain memasukkan Garda Revolusi Iran dan perwira senior dari Pasukan Quds ke dalam daftar terorisme.
Kantor berita Saudi SPA mengutip pernyataan dari dinas keamanan yang mengatakan bahwa Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds, dan pasukan Hamed Abdollahi serta Abdul Reza Shahlai telah dimasukkan ke dalam daftar terorisme.
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menyatakan pada 2011 bahwa Soleimani, Abdollahi dan Shahlai terkait dengan rencana pembunuhan mantan duta besar Arab Saudi untuk AS, Adel Al-Jubeir. AS menjatuhkan sanksi pada mereka.
Iran menepis tuduhan tersebut dan menuntut permintaan maaf dari Washington.
Teheran juga menyayangkan langkah Saudi. Kerajaan Saudi dinilai mengalihkan perhatian dunia dari kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Baca juga, Parade Diserang, 12 Tentara Garda Revolusi Iran Tewas.
"Arab Saudi dalam kondisi yang tidak bisa dengan mudah keluar. Para penguasa Saudi berusaha mengalihkan perhatian dunia dan kawasan dari pembunuhan Jamal Khashoggi, di konsulat mereka di Turki," kata kantor berita Iran Mehr mengutip Brigadir Jenderal Esmail Kowsari, wakil kepala keamanan Garda Revolusi.
Ia mengatakan pihak kerajaan harus menyadari bahwa kasus Khashoggi tidak dapat dialihkan hanya dengan isu ini.
Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Selasa menepis penjelasan Arab Saudi tentang kematian Khashoggi. Ia menuntut Arab Saudi menghukum mereka yang bertanggung jawab, tanpa peduli jabatan orang tersebut.
Di Washington pada Selasa, Departemen Keuangan AS mengenakan sanksi ke pendukung Taliban. AS mengenakan sanksi ke delapan individu yang ditetapkan teroris global, termasuk dua terkait dengan Pasukan Quds bernama Mohammad Ebrahim Owhadi dan Esma'il Razavi.