Rabu 24 Oct 2018 16:40 WIB

Yogyakarta akan Jadi Destinasi Wisata Sejarah Muhammadiyah

Yogyakarta akan dijadikan Mekkah-nya Muhammadiyah.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir  Effendy pada saat memberikan pengarahan pada acara Event Sejarah  berupa Seminar dengan tema  Menggali, Mengembangkan dan Menanamkan  Nilai-nilai Sejarah Pendidikan Muhammadiyah sebagai Implementasi  Penguatan Pendidikan Karakter, di Universitas Aisyiyah Yogyakarta,  Rabu (24/10).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada saat memberikan pengarahan pada acara Event Sejarah berupa Seminar dengan tema Menggali, Mengembangkan dan Menanamkan Nilai-nilai Sejarah Pendidikan Muhammadiyah sebagai Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter, di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta dan sekitarnya akan menjadi destinasi wisata sejarah Muhammadiyah.  Sehingga orang ingin belajar Al-Islam Kemuhammadiyahan bisa berkunjung ke Yogyakarta.

"Hal itu sudah digagas oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yogyakarta kita jadikan Mekkah-nya Muhammadiyah. Karena di sinilah kelahiran Muhammadiyah,” kata  Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada saat memberikan pengarahan pada acara Event Sejarah berupa Seminar dengan tema “Menggali, Mengembangkan dan Menanamkan Nilai-nilai Sejarah Pendidikan Muhammadiyah sebagai Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ” di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (24/10).

Di samping itu, katanya, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan mulai tahun lalu telah memprakarsai ingin membangun museum Muhammadiyah dan tempatnya di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Karena yang menawari tanahnya adalah rektor UAD. 

“Tahun ini untuk museum tersebut sudah dianggarkan Rp 100 miliar multiyears. Mestinya tahun depan sudah selesai. Kalau dananya kurang yang nomboki (memberikan tambahan-Red) UAD dan yang merawat atau operasionalnya UAD. Tapi UAD nantinya dapat uang banyak, karena akan dikunjungi oleh tamu-tamu yang ingin melihat museum Muhammadiyah,” katanya sambil tersenyum.

Lebih lanjut Muhadjir mengatakan di kantor PP Muhammadiyah yang berada di Jalan KHA Dahlan Yogyakarta, akan dijadikan cagar budaya dan perpustakaan Muhammadiyah.

“Gedung di bagian depan tidak dibongkar karena merupakan cagar budaya, sedangkan di belakang akan dibongkar untuk perpustakaan dan di sebelah barat merupakan tempat parkir. Saya sudah minta kepada Kepala Perpustakaan Nasional untuk ikut terlibat dalam pendirian perpustakaan Nasional,” ujarnya. 

Mendikbud mengungkapkan ketika  bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Selasa malam (23/10) juga menyampaikan bahwa Yogyakarta akan menjadi destinasi wisata yang belum pernah ditetapkan yakni  menjadi wisata sejarah Muhammadiyah dan hal ini harus betul-betul terealisir.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement