REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan negaranya berniat menggerakkan dunia internasional untuk mendukung perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces Treaty (INF).
Perjanjian itu melarang Rusia dan Amerika Serikat (AS) membangun atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer. Namun, pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengumumkan ingin menarik negaranya dari perjanjian itu.
Ryabkov mengungkapkan, Rusia telah menganggap INF sebagai landasan keamanan Eropa dan global. Oleh sebab itu, menurutnya, rencana AS hengkang dari perjanjian tersebut akan memicu gejolak keamanan.
“Dalam beberapa hari mendatang, mungkin bahkan jam, kami akan mengambil langkah-langkah, di PBB dan di tempat lain, untuk memobilisasi dukukngan internasional untuk mempertahankan perjanjian itu,” ujar Ryabkov, dikutip laman kantor berita Rusia TASS, Rabu (24/10).
Duta Besar Rusia untuk AS Antoly Antonov telah memperingatkan, rencana AS mundur dari INF akan memiliki dampak serius terhadap stabilitas keamanan. “Saya yakin, jika AS memenuhi niatnya menarik diri dari perjanjian ini, sistem perjanjian di bidang keamanan strategis akan mengalami kerusakan serius, dan mungkin tidak dapat diperbaiki,” katanya.
Ia menilai, semua kekhawatiran terkait rencana hengkangnya AS dari INF harus dibicarakan secara tertutup, tanpa melibatkan media. “Ini harus didiskusikan secara profesional, mencoba untuk saling memahami. Saya sangat yakin, jika ada kemauan politik, solusinya bisa ditemukan,” ujar Antonov.
Perjanjian INF ditandatangani Uni Soviet dan AS pada 8 Desember 1987 di Washington. Sejak 2014, AS telah menuding Rusia melanggar perjanjian tersebut. Tudingan itu berulang kali dilayangkan oleh AS, tapi Rusia tetap membantah. Moskow sempat menuding balik Washington sebagai pihak yang melanggar INF.
Pekan lalu, Trump telah mengumumkan akan menarik AS dari INF. Menurut Trump, rencananya itu hanya bisa dibatalkan bila Rusia menghentikan pembangunan persenjataan nuklirnya. Trump pun telah menyatakan bahwa AS siap meningkatkan senjata nuklirnya.
Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Paris, Prancis, pada 11 November mendatang. Setelah menghadiri upacara peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I, keduanya akan melakukan pertemuan bilateral. Kesempatan itu diperkirakan akan dimanfaatkan Trump dan Putin untuk membahas perihal perjanjian INF.