REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat pleno ke 32 bersama ketua dari berbagai organisasi Islam di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Rabu (24/10). Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. KH Didin Hafidhuddin menjelaskan, diselenggarakannya pertemuan dengan tema bencana, dusta, dan benci ini, untuk menyadarkan bahwa segala macam permasalahan yang terjadi berawal dari timbulnya rasa benci dan perkataan dusta.
Marak terjadinya bencana, menurut Kiai Didin juga dapat disebabkan dari kebiasan berdusta dan membenci. Karena sejatinya, dusta dan benci dapat mengundang kemurkaan Allah SWT.
Guru Besar IPB ini menjelaskan, Rasulullah SAW juga selalu mengingatkan untuk selalu menjauhi perbuatan dusta. Karena dusta dapat menjauhkan seseorang dari iman.
Dalam hal ini, dia menyarankan setiap Muslim memandang sesama Muslim sebagai saudara seiman dan memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang, kejujuran, dan solidaritas, bukan dengan rasa benci, antipati, dan cenderung melukai. Hal ini, sesuai dengan banyaknya kasus ujaran kebencian yang dilontarkan sesama muslim, yang sepatutnya saling bela-membela.
Dia juga menyadarkan setiap Muslim untuk merasa wajib mengembangkan persaudaraan keimanan, menuju sikap dan budaya untuk saling membantu dan melindungi. Umat Islam pun diminta agar tidak hidup berkubu-kubu dan bersikap arogan dan menganggap organisasinya yang terbaik.
“Apalagi dengan mengklaim pendapat atau kelompok tertentu yang paling benar dan menyalahkan pendapat atau kelompok lain. Itu jelas salah. Organisasi Islam adalah wadah pemersatu, bukan pemecah umat,” kata Kiai Didin.