REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Didin Hafidhudin berharap setiap organisasi dan lembaga Islam sepatutnya memandang organisasi islam lain sebagai mitra perjuangan. Ia juga mengajak umat Islam kembangkan budaya kerjasama meraih kebaikan.
"Bukan justru membumikan budaya pertentangan, permusuhan, dan persaingan tidak sehat," kata dia, Rabu (24/10).
Begitu pula dalam kehidupan berpolitik, kata Kiai Didin, setiap muslim dan organisasi atau lembaga Islam harus mengedepankan kebersamaan dan kepentingan bersama umat Islam dan meletakannya diatas kepentingan kelompok atau organisasi.
“Sesama pemimpin dan tokoh umat Islam wajib menghidupkan silaturahmi tanpa memandang perbedaan suku, etnik, organisasi, kelompok atau aliran politik,” kata Guru Besar IPB ini.
Baca: Dewan Pertimbangan MUI: Hindarilah Dusta dan Kebencian
Setiap pemimpin dan tokoh umat Muslim, kata dia juga perlu menahan diri untuk mempertajam dan mempertimbangkan masalah-masalah khilafiah, keberagaman ijtihad, dan perbedaan mazhab di dalam forum khutbah, pengajian dan sebagainya.
Menurut dia, hubungan antara sesama organisasi Islam haruslah dilandasi pandangan positif, dan selalu mengedepankan sikap saling menghargai peran, dan kontribusi masing-masing dalam pembangunan umat.
Kiai Didin juga meminta umat Muslim untuk senantiasa menjaga sikap saling dukung-mendukung dalam kebaikan. Bukan hanya Muslim di Indonesia, namun juga di seluruh belahan dunia. Setiap amal dan prestasi suatu organisasi Islam, lanjut dia haruslah dipandang sebagai bagian dari karya dan prestasi umat Islam secara keseluruhan.
“Setiap kaum muslimin harus memandang sesama muslim lain di berbagai negara dan belahan dunia sebagai bagian dari dirinya dan berkewajiban untuk membangun solidaritas dan tolong menolong dalam berbagai bidang kehidupan,” jelas Kiai Didin.
“Dalam arti organisasi Islam yang lain wajib menghormati, menjaga serta melindunginya,” tutupnya.