REPUBLIKA.CO.ID, PARIS— Cucu pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan al-Banna, Thariq Ramadhan akhirnya mengakui telah melakukan hubungan intim dengan dua perempuan yang menuduhnya dengan tuduhan perkosaan. Pengakuan ini muncul setelah sebelumnya sempat dibantah Thariq selama beberapa bulan.
Mengutip Alarabiya Selasa (23/10), kuasa hukum Thariq Emmanuel Marcini mengatakan usai sidang di Pengadilan Paris yang berlangsung beberapa jam, awal pekan ini, terungkap percakapan tertulis di ponsel membuktikan bahwa Thariq melakukan hubungan dengan dua perempuan tersebut atas dasar suka sama suka. Ini sekaligus membantah tuduhan para politisi yang menyatakan Thariq telah melakukan pemerkosaan.
Atas dasar inilah, kata Emmanual, pihaknya akan mengajukan pembebasan atas kliennya tersebut yang telah mendekam di penjara sejak 2 Februari lalu dengan tuduh memerkosa dua perempuan. “Dalam waktu dekat kita akan mengajukan laporan aduan palsu,” kata Emmanuel.
Kasus hukum bukan kali ini saja menimpa cucu pendiri Ikhwanul Muslimin, organisasi pergerakan yang mempunyai banyak pengikut, terutama di Mesir dan sejumlah negara Timur Tengah. Saudara kandung Thariq, Hani Ramadhan terjerat kasus hukum dengan tuduhan mendanai terorisme. Prancis melakukan deportasi Hani pada 2017 lalu.
Mengutip Wikipedia, Thariq adalah profesor di Fakultas Teologi dan St Anthony College, Universitas Oxford. Dia juga adalah Profesor Tamu di Fakultas Studi Islam, Universitas Qatar, juga di Universitas Mundiapolis, Maroko, dan Universitas Perlis, Malaysia. Dia juga pernah menjadi peneliti senior di Universitas Doshisha, Jepang.
Dia adalah direktur Pusat Penelitian Legislasi dan Etika Islam (CILE) yang bermarkas di Doha. Selain itu dia adalah anggota Tim Penasehat Kantor Urusan Luar negeri, bagian Agama dan Kepercayaan. Dia dipilih Majalah TIME pada 2004 sebagai satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia dan oleh Majalah Foreign Policy sebagai satu dari 100 Pemikir Dunia.