REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah orang penting di Amerika Serikat mendapatkan teror yang dikirim lewat paket. Bahan peledak dalam bentuk paket dikirimkan ke mantan Presiden AS Barrack Obama dan politikus Hillary Clinton di Washington. Paket serupa juga dialamatkan ke Kantor Berita CNN di Manhattan, New York.
Menanggapi temuan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengatakan ancaman ataupun aksi kekerasan politik bentuk apapun tak punya tempat di negaranya. Ia memastikan investigasi besar-besaran tengah dilakukan untuk mengungkap kasus tersebut.
"Keamanan rakyat Amerika adalah prioritas utama dan absolut saya," ujarnya seperti dikutip BBC, Rabu.
Barang berbahaya tersebut terdeteksi sebelum sampai ke kediaman Obama dan Hillary. Pemeriksaan yang dilakukan Secret Service (SS) atau Dinas Rahasia di rumah Hillary pada Selasa malam mengungkap kiriman bermuatan bahan peledak itu.
"Paket-paket itu segera diidentifikasi saat dilakukan prosedur penyaringan surat rutin sebagai antisipasi kecurigaan adanya alat peledak dan telah ditangani dengan tepat seperti itu," kata SS dalam keterangan yang dikutip Independent, Rabu.
Sementara itu, bahan peledak yang dikirimkan ke gedung Time Warner, kantor CNN, diduga ditujukan untuk mantan bos CIA John Brennan. Sejumlah petinggi partai Demokrat juga dikabarkan menerima ancaman yang sama.
Walikota New York Boll de Blasio menyatakan, paket kiriman yang ditemukan di gedung kantor CNN New York merupakan alat peledak yang hidup. Sebuah amplop berisi bubuk putih juga ditemukan sebagai bagian dari kemasan aslinya.
"Kami telah melihat ini sebelumnya. Kami pernah melihat yang lebih buruk. Kami tidak akan terintimidasi dan akan membawa para pelaku ini ke pengadilan," kata O'Neill, dikutip dari CNN Kamis (25/10).
Usai paket tersebut ditemukan, para penghuni gedung langsung dievakuasi oleh petugas. Paket berbahaya itu terdeteksi selang dua hari dari penemuan bom pipa di rumah miliarder George Soros di New York.