Kamis 25 Oct 2018 10:21 WIB

Investigasi AS Telusuri Jejak Pengirim Paket Bom

Penyidik tengah mencari sidik jari, DNA, hingga jejak komponen bom.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Tim dari kepolisian AS menyelidiki paket bom di kantor CNN, New York, Rabu (24/10).
Foto: AP Photo/Richard Drew
Tim dari kepolisian AS menyelidiki paket bom di kantor CNN, New York, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyidik sedang mencari bukti forensik untuk mengidentifikasi siapa pengirim bom-bom yang dikirimkan ke sejumlah petinggi dan mantan petinggi pemerintahan Amerika Serikat di Washington dan New York. Para penyidik mencari sidik jari, DNA, dan menelusuri jejak komponen-komponen bom tersebut.

Para pakar yakin pelaku pengirim bom kepada mantan Presiden AS Barack Obama, calon presiden AS Hillary Clinton dan sejumlah pejabat dan mantan pejabat AS lainnya dapat segera ditangkap. Mantan kepala investigasi Dinas Rahasia AS dan pengawal presiden, Larry Johnson mengatakan biasanya para pembuat bom selalu meninggalkan bukti.

"Jika ada manusia yang terlibat, ada kemungkinan besar Anda dapat menemukan sesuatu dalam investigasi, tidak akan ada batu yang terlewat," kata Johnson, Kamis (25/10).

Johnson mengatakan kemungkinan besar individu atau kelompok yang membuat bom pernah melakukan pelanggaran hukum. Dinas Rahasia memiliki database yang sebesar berisi individu dan kelompok yang pernah memberikan ancaman terhadap presiden atau tokoh politik melalui surat, surat elektronik, atau media sosial.

"Mereka yang ingin balas dendam atau melukai seseorang tidak muncul tiba-tiba," kata Johnson.

Langkah pertama para penyidik ialah dengan melacak jejak pengiriman melalui sistem pos atau layanan jasa pengiriman barang. Layanan pos AS bekerja menggunakan sistem yang sangat canggih. Sistem itu menyimpan gambar bagian luar paket yang dikirimkan di seluruh negara bagian untuk menentukan di mana lokasi paket tersebut dikirimkan.

Cara itu yang membuat FBI dapat menangkap orang yang mengirimkan racun ke Presiden Barack Obama dan mantan Gubernur New York Michael Bloomberg pada 2013 lalu. Bahan dasar dari bungkus paket dan amplop juga diteliti dengan cermat.

"Itu akan memunculkan harta karun bukti forensik, sebagai manusia, kita meninggalkan DNA ke mana pun kita berjalan, di mana pun kita duduk," kata konsultan keamanan dan investigasi swasta, Anthony Roman.

Roman mengatakan meski pembuat bom sangat berhati-hati dalam meninggalkan jejak genetik mereka tapi tetap bisa diidentifikasi. Terutama dari keringat, lapisan kulit mati, rambut dan sidik jari.

Roman mengatakan para penyidik juga akan mengumpulkan bukti rekaman video kamera keamanan sebanyak-banyaknya. Dari paket tersebut dikirimkan sampai tiba ke tempat tujuan. Mereka juga akan mewawancara semua saksi mata di lokasi tersebut.

Karena paket tersebut berhasil diamankan sebelum meledak maka tim forensik bisa memeriksa dengan teliti komponen-komponen bom tersebut. Mereka akan menelusuri kabel, sistem inisiasi, dan alat pemicu. Jika memang terbukti paket tersebut pipa bom maka tim forensik dapat mengidentifikasi tipe pipa yang digunakan. Mereka juga akan membandingkan desain bom dengan perangkat peledak sebelumnya.

Direktur Fasilitas Spektrometri di Institut Kimia dan Biologi Analisa Barnett Universitas Northeastern mengatakan bahan-bahan untuk membuat bom tersedia di mana-mana, walaupun desain bom bisa sangat spesifik.

Karena hanya ada tiga komponen utama membuat bom pipa, yaitu pipa, penampung bahan peledak, dan inisiator atau mekanisme untuk mengaktifkannya. Inisiator ini akan membantu mengidentifikasi seberapa hebat pembuat bom tersebut baik melalui pengatur waktu atau pemicu jarak jauh. 

"Tipe bom pipa tidak terlalu canggih, banyak cara pembuatannya di internet, ini bukan sesuatu yang membutuhkan waktu berhari-hari atau minggu untuk mengeksekusinya," kata Hall yang juga mantan tim investigasi bom Maraton Boston.

Baca: Paket Bom Hebohkan AS, Ini Daftar Sasarannya

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement