REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) dijadwalkan akan menggelar "Aksi Bela Tauhid" di Jakarta, Jumat (26/10). Massa akan berkumpul di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pukul 13.00 WIB serta dilanjutkan dengan long march menuju Kemenko Polhukam.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, mengatakan, aksi tersebut atas prakarsa sejumlah ormas keislaman yang tergabung dalam BNPT. Keputusan menggelar aksi telah dibahas dalam rapat yang digelar pada Rabu (24/10) malam. PA 212 turut hadir dalam rapat tersebut.
"Sesuai laporan, massa aksi besok di atas 1.000 orang. Titik kumpul di Patung Kuda," kata Slamet saat dihubungi, Kamis (25/10).
Slamet menyatakan, aksi tersebut bukan atas nama PA 212 karena pada hari yang sama, pihaknya menggelar acara Pelantikan Daerah PA 212 Bekasi Raya sekaligus dukungan kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, kata Slamet, anggota PA 212 juga akan hadir dalam aksi tersebut.
Aksi, dikatakan Slamet, sebetulnya telah diusulkan oleh sejumlah ormas kepada dirinya sejak kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh Banser NU di Garut mencuat ke publik. Slamet mengaku telah meminta para ormas untuk menahan aksi dahulu.
Namun, setelah mendengar sikap GP Ansor yang enggan meminta maaf atas aksi pembakaran bendera tersebut, para prakarsa aksi semakin bulat. "Saya bilang nanti dulu, tapi ormas-ormas semalam berkumpul ditambah pernyataan GP Ansor, jadi semakin mantap dan semakin bersemangat (menggelar aksi)," ujar Slamet.
Pengurus Pusat GP Ansor sudah menggelar konferensi pers atas kasus pembakaran bendera yang dilakukan oleh Banser NU. GP Ansor menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena telah membuat gaduh, bukan atas aksi pembakaran bendera.
Sebab, bendera yang dibakar tersebut diyakini sebagai bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dilarang oleh pemerintah.