Kamis 25 Oct 2018 15:38 WIB

Pangeran MBS: Pembunuhan Khashoggi Menyakiti Rakyat Saudi

Kasus Khashoggi tak akan mengganggu hubungan Saudi-Turki.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: REUTERS/Charles Platiau
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengatakan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tidak akan mengganggu atau merusak hubungan negaranya dengan Turki. Ia menyatakan Saudi dan Turki akan terus bekerja sama menguak misteri kematian Khashoggi.

“Saya ingin mengirim mereka (para pelaku) pesan, mereka tidak akan bisa melakukan itu (merusak hubungan Saudi dengan Turki) selama ada seorang raja yang disebut Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang putra mahkota bernama Muhammad bin Salman di Arab Saudi serta seorang presiden di Turki bernama (Recep Tayyip) Erdogan,” kata Pangeran MBS pada Rabu (24/10), dikutip laman Yeni Safak.

Dalam pidatonya di acara Future Investment Initiative di Riyadh, Pangeran MBS mengatakan pembunuhan Khashoggi adalah tindakan keji dan tak dapat dibenarkan. “Kejahatan itu (pembunuhan Khashoggi) sangat menyakitkan bagi semua rakyat Saudi. Dan itu menyakitkan, keji bagi setiap manusia di dunia,” ujarnya.

Ia menegaskan Saudi akan mengadili semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Saudi, kata dia, juga akan terus bekerja sama dengan Turki untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

Baca juga, Mengapa Baru Sekarang Pangeran MBS Bicara Khashoggi?

Pangeran MBS juga telah menjalin kontak dengan Erdogan. Melalui sambungan telepon mereka membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menyingkap kasus kematian Khashoggi. Daily Sabah, mengutip sumber-sumber di lingkaran terdekat Erdogan melaporkan, perbincangan via telepon itu terjadi atas permintaan Pangeran MBS. Namun sumber-sumber itu tidak mengetahui secara detail tentang apa saja yang dibahas Erdogan dan Pangeran MBS.

Khashoggi, jurnalis Saudi yang menjadi kolumnis di the Washington Post, dinyatakan hilang pada 2 Oktober, yakni ketika dia mengunjungi gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Setelah dua pekan kasusnya bergulir, Khashoggi akhirnya dikonfirmasi telah tewas dibunuh.

Beredar beberapa versi tentang proses pembunuhannya. Otoritas Turki sempat menyatakan Khashoggi tewas dimutilasi di gedung konsulat. Namun Saudi merilis versi lainnya. Riyadh menyatakan Khashoggi tewas akibat terlibat perkelahian dengan orang-orang di dalam gedung konsulat. Jasadnya kemudian digulung menggunakan karpet dan diserahkan kepada kooperator lokal di Istanbul.

Menurut Erdogan, Saudi telah menahan 18 tersangka yang terlibat pembunuhan Khashoggi. 15 di antaranya adalah mereka yang terbang langsung dari Saudi ke Istanbul untuk menemui Khashoggi di gedung konsulat. Sementara tiga orang lainnya adalah staf konsulat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement