REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan akan mengunjungi Cina pekan depan dan bertemu Presiden Xi Jinping. Kementerian luar negeri Pakistan mengatakan pada Kamis (25/10), ini adalah perjalanan yang dianggap penting agar Islamabad mendapatkan pinjaman baru untuk menopang perekonomian.
Khan, ditemani oleh Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi. Ia akan memimpin delegasi Pakistan dari 2-5 November. Pakistan akan menandatangani beberapa perjanjian dengan Cina. Khan juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang.
Pekan ini Pakistan menerima pinjaman sebesar 6 miliar dolar AS dari Arab Saudi. Tetapi para pejabat mengatakan jumlah itu tidak cukup. Negara masih berencana untuk meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mencegah krisis neraca pembayaran.
Pada Rabu, Khan mengatakan Pakistan sedang dalam pembicaraan dengan dua "negara sahabat" agar memperoleh pinjaman lebih banyak. Analisis mengatakan, salah satu dari negara-negara itu adalah Cina.
Meskipun Cina sekarang adalah sekutu terdekat Pakistan, namun pemerintah Khan sedang berusaha untuk memikirkan kembali penandatanganan proyek kedua negara, China-Pakistan Economic Corrid (CPEC) senilai 60 miliar dolar AS.
Pakistan telah berusaha untuk merevisi CPEC agar lebih menekankan pada proyek-proyek yang berfokus pada pembangunan sosial, bukan hanya pada infrastruktur.
"Kunjungan perdana menteri diperkirakan akan memberikan dorongan lebih lanjut untuk meningkatkan hubungan strategis yang ada antara Pakistan dan Cina dan mendobrak landasan baru untuk memperluas kemitraan bilateral," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Setelah mengunjungi Beijing, Khan akan menjadi pembicara pada First China International Import Expo di Shanghai.