REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan industri produk herbal, jamu, kosmetik, dan farmasi merupakan salah andalan penguatan ekonomi Indonesia.
"Pertumbuhan sektor ini dua kali dari sektor ekonomi rata-rata," katanya, saat meresmikan perluasan Pabrik Cairan Obat Dalam (COD) dan Peluncuran Produk Soft Capsule PT Sido Muncul, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (25/10).
Menurut dia, Sido Muncul merupakan satu dari sekian banyak industri yang diharapkan bisa memperkuat devisa dan perekonomian dengan menyasar pasar domestik sekaligus ekspor. Sebagai produk berpasar domestik, substitusi impor, dan sebagian produknya juga diekspor, kata dia, Sido Muncul juga sudah menjadi perusahaan jamu yang transparan, terbuka, modern, dan tata kelolanya baik.
"Sido Muncul mempekerjakan lebih dari 4.000 karyawan dan kali ini dengan nilai investasi hampir Rp 900 miliar. Selain itu, Sido Muncul juga sudah melantai di bursa (saham)," katanya.
Dia mengakui, industri jamu memang menjadi prioritas dari era Industri 4.0, sebagai bagian dari sektor "chemical", selain sektor automotis. Sehingga terus didorong menjadi industri unggulan. Dengan pabrik baru COD yang menerapkan proses automasi dalam proses produksinya, mulai bahan baku hingga pengemasan tidak terdapat intevensi manusia, Sido Muncul dinilai mampu menjawab tantangan era Industri 4.0.
Ia juga mengatakan, kalangan industri juga harus mampu memenuhi standar regulasi dan produknya sebagai kunci pertama agar bisa diterima oleh pasar, terutama pasar internasional yang menerapkan syarat ketat. "Di sini, dalam kaitan herbal, kosmetik, dan farmasi harus bisa mengikuti persyaratan yang ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah bekerja sama dengan badan serupa di berbagai negara," katanya.
Sementara itu, Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan perluasan pabrik COD tersebut seiring permintaan pasar yang besar dan berimbas pada kebutuhan ruang produksi yang semakin besar. Perluasan pabrik COD tersebut, kata dia, juga untuk meminimalisasi kesalahan pada proses pembuatan pabrik jamu melalui teknologi canggih yang diterapkan sehingga bisa "zero acccident".
"Yang pasti, kami akan memperluas pasar. Namun, sampai hari ini tidak pernah melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) meskipun pabrik COD ini jadi," kata Irwan.