Jumat 26 Oct 2018 10:18 WIB

Google Pecat 48 Karyawan Pelaku Pelecehan Seksual

Pemecatan karyawan Google yang melakukan pelecehan seksual tanpa pesangon.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
kantor pusat google
kantor pusat google

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Google mengumumkan telah memecat 48 karyawan mereka yang melakukan pelecahan seksual selama dua tahun terakhir. Google memecat karyawan-karyawannya tersebut tanpa pesangon.

Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah ada laporan yang menyatakan Google melindungi para ekskutif laki-laki yang telah melakukan pelecahan seksual. Laporan tersebut juga menyebutkan Google telah menawarkan sejumlah uang yang sangat besar kepada mereka untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

CEO Google Sundar Pichai mengirimkan surat edaran melalui email kepada seluruh karyawannya. Di surat elektronik tersebut, Pichai mengatakan Google telah mengadopsi kebijakan yang lebih keras lagi pada 2015.

"Kami sangat amat serius memastikan untuk menyediakan tempat kerja yang aman dan inklusif bagi semua orang," kata Pichai dalam suratnya tersebut, Jumat (26/10).

Sebelumnya, media massa Amerika Serikat (AS) New York Times melaporkan Google telah memecat eksekutif mereka yang mengembangkan perangkat lunak Android atas tuduhan pelecahan seksual pada 2014. New York Times menulis Google memberikan uang dalam jumlah besar kepada eksekutif tersebut untuk pergi.

Sam Singer juru bicara mantan eksekutif Android Andy Rubin, mengatakan Rubin meninggalkan Google atas keinginannya sendiri dan tidak pernah diberitahu ia mendapat tuduhan pelecehan seksual. Singer mengakui Rubin pernah memiliki hubungan dengan karyawan Google tapi ia tidak pernah dilaporkan dan saat itu tidak melanggar peraturan perusahaan.

New York Times menulis laporan mereka berdasarkan sumber yang tidak diketahui namanya dan dokumen pengadilan. Hal itu termasuk dokumen perceraian Rubin dengan istrinya.

New York Times melaporkan Google juga melindungi dua eksekutif lainnya yang dituduh melakukan pelecehan seksual. Kabarnya Google mempertahankan salah satu di antara dua orang tersebut sementara yang lainnya dilepaskan dengan pesangon yang sangat besar.

Dalam peraturan Google yang baru seluruh wakil presiden dan senior wakil presiden harus mengungkapkan hubungan mereka dengan karyawan mereka. Bahkan, jika mereka tidak berkerja di departemen yang sama atau menimbulkan potensi konflik apa pun.

Pichai tidak menyinggung tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan Rubin dan eksekutif lainnya. Tapi, ia mengatakan laporan New York Times 'sulit untuk dibaca' dan ia juga tidak membantah laporan tersebut. 

Untuk menyakinkan karyawannya, Pichai menulis 13 dari 48 orang yang dipecat karena melakukan pelecehan seksual adalah manager senior dan eksekutif. Tidak ada satupun dari 13 pejabat tinggi itu yang mendapat pesangon.

Meski Pichai sudah berusaha memastikan semua pelaku pelecehan seksual dipecat tapi kasus ini tetap melukai perusahaan berusia 20 tahun tersebut. Google yang memiliki moto 'Don't be Evil' atau 'Jangan Jahat' di awal berdirinya kini membuat moto baru 'do the right thing' atau 'lakukan hal yang benar'.

Kasus itu menjadi salah satu contoh besarnya kesenjangan gender di Silicon Valley yang selama bertahun-tahun dikuasai oleh teknisi-teknisi laki-laki. Kebanyakan di antara mereka masih bertinggkah seperti mahasiswa.

Emily Chang dalam bukunya Brotopia: Breaking Up The Boys Club of Silicon Valley mengungkapkan pelecehan-pelecehan yang diterima karyawan atau teknisi perempuan. Google bukan perusahan teknologi pertama yang dihantam isu pelecehan seksual.

Sebelumnya Uber juga sudah memecat banyak eksekutif mereka karena pelecehan seksual. Mereka juga melakukan perombakan besar-besaran di jajaran eksekutif mereka.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement