REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Tower pemandu penerbangan atau dikenal sebagai Air Traffic Control (ATC) Bandara Minangkabau sudah didesain antigempa. Menara ini didesain tahan gempa hingga 10 skala richter (SR).
"Sudah teruji saat gempa besar tahun 2009 kondisi tower masih utuh. Konsultan asal Jepang sudah mendesain Bandara Minangkabau untuk gempa sampai 10 SR," kata Manager Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Cabang Padang, Alex Fardi saat menerima kunjungan media di Kantor LPPNPI cabang Padang, Jumat (26/10).
Alex mengatakan, Bandara Minangkabau termasuk ATC yang dioperasikan secara penuh tahun 2005 memang sudah didesain antigempa. Hal ini dilakukan mengingat wilayah Sumatera Barat terletak dekat dengan tiga pusat gempa yakni Mentawai Megathrust, Sesar Sumatera, dan Mentawai Fault System.
Alex menjelaskan terdapat tiga layanan yang diberikan LPPNPI atau dikenal sebagai AirNav Indonesia sebagai syarat wajib pengelolaan bandara. Tiga layanan itu adalah pemanduan ruang udara, pemanduan ruang pendekatan, dan pemanduan terminal.
Kondisi Bandara Mutiara Sis Al Jufri yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).
Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Harry Sirait mengatakan, belajar dari pengalaman Bandara Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu yang sempat tutup akibat kerusakan ATC menunjukkan peran prasarana tersebut sangat penting terutama untuk memandu pesawat yang akan mengangkut bantuan. AirNav telah berkoordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk memetakan bandara-bandara yang berlokasi di wilayah rawan bencana tujuannya selain layanan lalu lintas udara tidak boleh terganggu, atau kalaupun mengalami kerusakan dapat segera dipulihkan.
Ini seperti saat bencana di Palu. Meskipun tower sempat roboh, dalam kurun waktu kurang dari sehari dengan menggunakan alat berat sudah dapat memberikan pelayanan terutama bagi pesawat yang akan memberikan bantuan.
AirNav Indonesia, menurut penjelasan Yohanes, juga akan menambah unit mobil tower (seukuran kontainer) untuk memudahkan memberikan pelayanan apabila ada daerah yang mengalami kerusakan ATC akibat bencana. Saat ini jumlahnya baru ada satu yang masih dipergunakan untuk memberikan layanan navigasi di Palu.
Alex menambahkan gempa serupa juga pernah melanda Padang. Akan tetapi, pelayanan navigasi tidak terganggu sehingga volume trafik yang normalnya 50 sampai 60 per hari naik menjadi 360 per hari. Sebanyak 300-310 di antaranya merupakan pesawat pengangkut bantuan.
Ditambahkan juga melalui Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 membuat kehadiran AirNav menjadi sangat vital untuk terselenggaranya layanan penerbangan. Seperti di Bandara Minangkabau salah satu layanan vital yang diberikan saat kemarau kemarin adalah jarak pandang karena adanya kabut asap.
"Untuk cuaca kami hanya memberikan pertimbangan dan informasi mengenai kondisi dan jarak pandang, semenara keputusan untuk tetap mendarat atau mengalihkan ke bandara lain atau kembali ke bandara asal semua dari pilot," ujar Alex.