REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengirim 1.000 personel militer ke perbatasan AS-Meksiko. Hal itu menyusul adanya gelombang migran ilegal dari Amerika Tengah dua pekan sebelum pemilihan kongres AS. Para migran itu melakukan perjalanan lewat Meksiko menuju AS.
"Saya mengirimkan pasukan militer untuk keadaan darurat nasional ini. Mereka akan dihentikan!," tulis Trump melalui akun Twitter resminya seperti dikutip laman Reuters, Jumat (26/10).
Meskipun demikian, para migran tidak goyah dengan ancaman Trump. Pada Kamis malam, ribuan migran sudah berada di lebih dari 1.610 kilo meter perbatasan AS, tepatnya di Kota Pijijiapan negara bagian selatan Chiapas, Meksiko.
"Apapun yang dikatakan Trump, dia tidak akan menahan kami," ujar penyelenggara bantuan kelompok migran Meksiko Utara dari Honduras, Denis Omar Contreras. Dia memiliki rencana membantu kelompok migran ke Meksiko Utara.