Jumat 26 Oct 2018 17:47 WIB

Forum Nasional KIA, KB, dan Gizi Digelar di Yogyakarta

Gelaran turut mengundang inovation-inovation centre pendidikan kesehatan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Forum Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) dan Gizi Masyarakat 2018.
Foto: Wahyu Suryana.
Forum Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) dan Gizi Masyarakat 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar Forum Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) dan Gizi Masyarakat 2018. Peran kebijakan berdasar kajian bukti jadi pembahasan utama.

Konferensi berlangsung pada 25-27 Oktober 2018. Tema yang diangkat yakni Intervensi-Intervensi Efektif di Daerah dalam KIA, KB dan Gizi Masyarakat: Bagaimana Peran Evidence Based Policy.

Ketua Panitia Fornas KIA-KB-Gizi 2018, Phyowai Ganap mengatakan, konferensi diikuti tidak kurang 350 praktisi-praktisi kesehatan. Selain seminar, dihadirkan stan-stan poster dan inovasi kesehatan.

Selain itu, gelaran turut mengundang inovation-inovation centre pendidikan kesehatan di Indonesia. Seminar sendiri akan dibuat plenary dan paralel session, dan peserta-peserta tinggal memilih akan mengikuti seminar yang mana.

"Diharapkan akan menjadi agenda tahunan dan pemikiran-pemikiran para pakar akan memberikan nilai dan wawasan bagi para peserta sebagaimana tema yang diusung," kata Phyowai.

Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Ova Emilia menuturkan, mewujudkan cita-cita Indonesia Sehat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional memang masih membutuhkan kerja keras.

Tingginya angka kematian ibu maupun bayi, hingga masih banyak dijumpai anak balita stunting dengan beragam permasalahan gizi tentu jadi catatan. Terutama, dalam sistem pelayanan kesehatan selama ini di Indonesia.

Status kesehatan ibu dan anak memiliki kaitan erat dengan kebijakan KB dan gizi masyarakat. Kurangnya nutrisi ibu pada masa remaja, kehamilan, menyusui, sampai terjadinya infeksi memiliki andil besar tingginya kasus stunting.

Untuk itu, sektor kesehatan belakangan memang diarahkan untuk memfokuskan usaha guna menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sebagai prioritas. Diikuti, penurunan prevalensi balita stunting.

Ova menilai, sejatinya sudah banyak best practice telah dilakukan pengujian di institusi-institusi pendidikan. Tapi, best practice itu masih perlu integrasi dengan institusi pelayanan agar bisa diimplementasikan di lapangan.

"Karenanya, Forum Nasional Penelitian dan Pengembangan KIA, KB, dan Gizi Masyarakat 2018 ini secara khusus mengarusutamakan intervensi-intervensi efektif dalam kajian tersebut, terutama terkait peran evidence base policy," ujar Ova.

Membuka konferensi, hadir memberikan sambutan Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayu Setyaning Astutie. Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kirana Pritasari, didaulat menjadi pembicara kunci.

Kirana Pritasari membawakan materi bertajuk Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Arah Pengembangan dalam Intervensi Efektif Sektor Kesehatan Bidang KIA, KB, dan Gizi Masyarakat.

Untuk seminar-seminar, plenary session mengangkat tema Menjalin Kerja Sama Pemangku Kepentingan di Pusat dan Daerah Bidang KIA, KB, dan Gizi Masyarakat dengan Pendekatan Evidence Based Policy.

Sedangkan, parallel session mengangkat Pengalaman Perguruan Tinggi dalam Bekerja Sama dengan Pengambil Kebijakan di KIA, KB, dan Gizi. Salah satu isi terpenting konferensi ini tidak lain penandatanganan nota kesepahaman kerja sama perguruan-perguruan tinggi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement