Sabtu 27 Oct 2018 00:56 WIB

Volume Penjualan Krakatau Steel Naik 14 Persen

Kontribusi kenaikan disumbang oleh kenaikan penjualan baja lembaran panas.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
PT Krakatau Steel
PT Krakatau Steel

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Pada kinerja kuartal tiga atau Q3 2018 ini, PT Krakatau Steel mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 14,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 1.595.260 ton. Kontribusi kenaikan disumbang oleh kenaikan penjualan baja lembaran panas dan long product sebesar 26,20 persen dan 12,92 persen menjadi 913.619 ton dan 216.738 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan volume pendapatan ini, mendorong Perseroan meraih pendapatan bersih sebesar 1.274,10 juta dolar AS atau meningkat 22,71 persen dibanding Q3 tahun 2017. Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan, pendapatan bersih ini ditopang oleh kenaikan harga baja pada M9 2018. "Puncak kenaikan harga HRC terjadi pada awal bulan Juni 2018 yang mencapai 740 dolar AS per ton," ujarnya melalui keterangan pers, Jumat (26/10).

Ia melanjutkan, memasuki M9 2018 harga jual rata-rata HRC naik 5,67 persen di kisaran harga 640 dolar AS hingga 680 dolar AS per ton dibanding harga pada periode yang sama tahun lalu di harga 599 dolar AS per ton. Beberapa peningkatan kinerja tersebut juga diiringi oleh menurunnya rugi dari entitas anak usaha dan afiliasi.

Secara signifikan kerugian di M9 2018 mencapai 7,73 juta dolar AS dari yang sebelumnya 37,55 juta dolar AS di tahun sebelumnya. Dari hasil tersebut, kinerja perseroan kembali membaik pada M9 2018 ini. Rugi perseroan kembali turun secara tajam 50,85 persen yakni 36,89 juta dolar AS dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 75,05 juta dolar AS. "Raihan ini kembali menumbuhkan optimisme di perseroan untuk terus memperbaiki kinerjanya di masa mendatang," ungkap Silmy.

Selain itu, dalam rangka melakukan ekspansi kapasitas produksi dilakukan dengan membangun pabrik baja lembaran panas kedua atau HSM#2. Saat ini progres konstruksi fisiknya sudah mencapai 86,83 persen per September 2018. Direncanakan proyek ini akan menambah kapasitas sebesar 1,5 juta ton per tahun yang akan rampung pada Q3 2019.

Progres pembangunan Blast Furnace juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ia menambahkan, pada 16 Oktober lalu telah dilakukan pemanasan tungku blast stove yang merupakan tahapan penting dari beroperasinya keseluruhan pabrik Blast Furnace Complex. Pabrik ini akan melakukan produksi perdananya atau First Blow In pada 20 Desember 2018.

Untuk peningkatan pemasaran, perseroan kembali memperkuat pasar di wilayah Timur pulau Jawa dengan melakukan Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan PT Sunrise Steel pada 3 Oktober lalu. Sepanjang 2017, perseroan berhasil menyuplai baja lembaran dingin ke PT Sunrise Steel sebesar 62 ribu ton dan diproyeksikan akan meningkat untuk pasokan tahun ini.

Selain dengan Sunrise, produsen baja ini juga melakukan nota kesepahaman bersama dengan beberapa BUMN seperti PT Barata Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, dan PT Boma Bisma Indra. Kesepahaman ini dilakukan untuk pengadaan produk baja dan jasa terkait lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement