REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengatakan, anggota Banser yang meninggal penyebabnya karena kelelahan. Ia menegaskan tidak ada bentrok antara Banser dan massa lain. "Kelelahan, namanya Jatmiko. Ya husnul khotimahlah, meninggalnya di hari Jumat," kata dia di Kantor PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Jumat (26/10).
Helmy mengatakan, adanya rencana aksi yang akan dilakukan di depan kantor PBNU adalah salah alamat. Artinya, jika massa ingin membubarkan Banser, mereka harus mengerti sejarah berdirinya Republik Indonesia.
Ia menjelaskan, Banser adalah salah satu komponen bangsa yang ikut mendirikan Republik Indonesia. Bahkan dalam penumpasan PKI, kata dia, peran Banser itu luar biasa. "Tidak bisa kemudian ada masalah di Garut itu digenralisir dengan isu pembubaran banser dan seterusnya," ujar dia.
Menurut dia, aksi yang menuntut pembubaran Banser menunjukan bahwa ada yang ingin mengubah haluan negaraa. Pasalnya, peran Banser dalam menjaga keutuhan NKRI sudah terlihat jelas dalam berbagai peristiwa.
Helmy menegaskan, tidak ada pembakaran bendera tauhid. Menurut dia, yang dibakar adalah bendera HTI. Ia mengakui, ada pelanggaran prosedur standar operasi (SOP) yang telah dilakukan anggota Banser karena bertindak berlebihan. "Teman-teman Ansor melakukan tindakan sesuai dengan aturan AD ART teman-teman Ansor. Ya mereka ada mekanismenyalah teguran dan seterusnya," kata dia.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia tidak terpancing dengan segala bentuk provokasi. Menurut dia, saat ini ada upaya mengadu domba untuk menimbulkan kekisruhan.
Ia juga mengingatkan GP Ansor dan Banser untuk tidak terpancing. "Marilah kita sama-sama dinginkan suasana ya, cooling down," kata dia.
Ia juga meminta semua pihak menghentikan provokasi bahwa Banser telah membakar bendera tauhid. Hal itu, kata dia hanya akan menimbulkan setimen agama yang berbahaya. "Jadi kita percayakan, polisi telah menyampaikan bahwa yang dilakukan adalah pembakaran bendera HTI. Dan teman-teman bilang juga pembakaran itu melampaui restu yang telah ditetapkan Ansor," ujarnya.