REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allester Cox, bertemu Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan tentang kelanjutan sejumlah kerja sama yang telah dibangun antara Australia dengan NTB selama ini, mulai dari sektor pendidikan, pelayanan sosial, hingga pariwisata.
Salah satu yang menjadi perhatian ialah tentang belum adanya penerbangan langsung dari Australia ke Lombok, NTB. Zul mengaku, belum sempat membahas secara detail tentang penerbangan langsung. Saat diwawancara awak media, Zul langsung menanyakan kemungkinan wacana dibukanya penerbangan langsung.
"Tadi belum sempat dibicarakan, tapi untuk memajukan pariwisata kita Pak Wakil Dubes, kita ingin sekali punya penerbangan langsung, bukan hanya ke Bali karena saya pikir banyak turis dari Australia," ujarnya di Kantor Gubernur NTB, Jumat (26/10).
Zul menyampaikan, sebelumnya sempat ada penerbangan langsung dari Australia ke Lombok, namun saat ini sudah tidak lagi. "Kita punya penerbangan langsung sebelumnya," lanjutnya.
Wakil Dubes Australia untuk Indonesia, Allaster Cox, mengatakan akan menindaklanjuti permintaan Zul. Dia menilai, Lombok memiliki potensi besar dari sektor pariwisata, termasuk menggaet wisatawan dari Australia.
"Seperti (dari) Darwin, mudah-mudahan kami ada kesempatan bicara dengan maskapai seperti Jetstar untuk membawa turis dari Australia ke Lombok. Mudah-mudahan begitu karena saya rasa dari Australia ada beberapa maskapai yang tertarik membuka kesempatan ke sini," kata Allaster.
Incar pasar turis Timteng
Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Fauzan Zakaria mengatakan, terus mendorong adanya penerbangan langsung dari luar negeri ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kata Fauzan, ketiadaan penerbangan langsung, terutama dari Timur Tengah, merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Lombok dan Sumbawa.
"(Kendala) pertama, penerbangan langsung belum ada dari timur tengah ke Lombok, yang ada ke Jakarta dan Bali. Jadi, turis (timur tengah) singgah dulu di Jakarta main di Bandung, Bogor baru ke Lombok, begitu juga yang ke Bali baru ke Lombok," ujar Fauzan di Kantor Gubernur NTB, Jumat (26/10).
Fauzan mengatakan, penerbangan langsung mendorong percepatan peningkatan kunjungan. Terlebih, wisatawan timur tengah merupakan sasaran utana dari pasar pariwisata NTB yang memiliki branding wisata halal.
"Kita sangat berharap ke depan dapat terwujudnya penerbangan langsung sebanyak-banyaknya dari luar negeri," lanjutnya.
BPPD NTB, lanjut dia, akan terus berkomunikasi dengan manajemen maksapai untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Fauzan mengungkapkan, wisatawan timur tengah memiliki karakter yang mampu meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat sekitar.
Selain mendorong penerbangan langsung dari timur tengah, BPPD NTB juga memiliki sejumlah rencana untuk lebih mengenalkan potensi pariwisata NTB di Timur Tengah.
"Pada 2019 sangat banyak sekali aktivitas promosi ke timur tengah, kita juga akan buat farmtrip untuk media dari timur tengah, kota undang melihat langsung keindahan Lombok dan Sumbawa," katanya.