REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Ustadz Mohammad Siddiq berterima kasih kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla yang melakukan pertemuan dengan sejumlah Pimpinan Ormas Islam di kediaman dinasnya pada Jumat (26/10) malam lalu.
"Kita berterimakasih inisiatifnya Pak JK, Wakil Presiden yang dalam hal ini kapasitasnya untuk menjaga kemaanaan negara. Itu kekhawatiran beliau sebagai Wapres," ujar Siddiq saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (27/10).
Menurut dia, pertemuan tersebut telah membuat umat Islam tenang dalam menyikapi insiden pembakaran bendera kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, pada beberapa waktu lalu. Walaupun, menurut dia, Polri harus melakukan melakukan proses hukum dengan adil.
"Tapi saya kira mencoba menenangkan keadaan lah," ucapnya.
Dia pun berharap kepada umat Islam agar tidak melakukan aksi besar-besaran terkait insiden pembakaran bendera yang mirip dengan bendera HTI tersebut. Karena, menurut dia, baik Anshor maupun PBNU sebenarnya juga menyesalkan atas adanya insiden itu.
"Jadi kalaupun ada aksi-aksi hendaknya dilokalisisr. Nanti kita khawarir ada yang mengambil kesempatan buat kekacauan," kata Siddiq.
Selain itu, Siddiq juga setuju dengan lima poin kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan pimpinan ormas Islam tersebut. "Saya sebenarnya setuju inisiatif wakil presiden dan seputusannya kemarin saya sepakat," jelas Siddiq.
Berikut lima poin yang telah disepakati bersama:
1. Para pemimpin ormas Islam mengingatkan bahwa bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah bangsa selalu diselesaikan dengan musyawarah dan saling pengertian, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan kearifan dan nilai luhur bangsa.
2. Para pimpinan ormas Islam yang hadir, menyesalkan terjadinya pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, dan sepakat untuk menjaga suasana kedamaian serta berupaya meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan.
3. Dalam upaya menyelesaikan dan mengakhiri masalah ini, oknum yang membakar dan membawa bendera telah menyampaikan permohonan maaf. Pimpinan GP Anshor dan Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tersebut, dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan berharap tidak terulang kembali.
4. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandengan tangan, menolak segala bentuk upaya adu domba, dan pecah belah. Mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri agar tidak lagi memperbesar masalah. Khususnya kepada segenap Umat Islam marilah kita bersama-sama mengedepankan dakwah Islam yang bil hikmah wal mauidzatil hasanah.
5. Apabila terdapat pelanggaran hukum di dalam peristiwa ini, diserahkan kepada Polri untuk menyelesaikan berdasarkan hukum yang berlaku.