REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Islam untuk menjaga persatuan dan selalu mengedapankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada tahun politik. Hal ini disampaikan Lukman setelah pemimpin ormas Islam dan tokoh agama melakukan pertemuan di Rumah Dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membahas tentang insiden pembakatan bendera kalimat Tauhid.
"Mari kembali ke jatidiri yang diajarkan agama dan diwariskan pendahulu bangsa. Kedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah," ujar Lukman dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (27/10).
Lukman juga bersyukur atas adanya pernyataan bersama pimpinan ormas hasil musyawarah yang dipimpin Jusuf Kalla tersebut. Dia berharap, pernyataan itu menjadi pedoman bersama bagi umat dalam menyikapi persoalan bangsa, utamanya terkait dengan kerukunan dan kehidupan umat beragama.
"Jaga persatuan dan kesatuan, serta arif dalam sikapi persoalan," ucap Lukman.
Menurut Lukman, saat ini persoalan pembakaran benderan itu telah ditangani oleh aparat hukum. Karena itu, Lukman berharap persoalannya segera selesai dan dia pun yakin bahwa kepolisian akan bekerja secara objektif dan profesional.
"Serahkan sepenuhnya masalah ini ke aparat dan mari kita bersama ikut menjaga kerukunan beragama," kata alumni Pondok Pesantren Gontor ini.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menggelar pertemuan dengan pimpinan ormas-ormas Islam di kediaman dinas, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (26/10) malam. Rapat tersebut menghasilkan lima poin kesepakatan yang tercantum dalam pernyataan bersama terkait insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Pimpinan ormas Islam tampak hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin; Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir; Ketua PB NU, Said Aqil; dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nazarudin Umar.
Selain itu, pimpinan ormas Islam lainnya yang hadir yakni Ketua Syarikat Islam, Hamdan Zoelva; Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abas; Sekjen PBNU, Helmy Faishal; Wakil Ketua MUI, Zainut Tauhid; Cendekiawan muslim Azzyumardi Azra, Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis), Maman Abdurahman, serta Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Muhammad Siddiq.