Ahad 28 Oct 2018 07:55 WIB

Jerman Bujuk UE Tangguhkan Ekspor Senjata ke Saudi

Turki menyiapkan permintaan ekstradisi untuk 18 tersangka dari Arab Saudi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Jejak Waktu Pembunuhan Jamal Khashoggi
Foto: Republika
Jejak Waktu Pembunuhan Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman telah berjanji untuk menangguhkan ekspor senjata ke Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Jerman juga berharap Uni Eropa mengadopsi posisi yang sama.

Pembunuhan Khashoggi, kolumnis Washington Post dan seorang pengkritik penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Muhammad bin Salman, telah memicu kemarahan global dan menempatkan eksportir minyak dunia ke dalam krisis.

Insiden ini telah menempatkan hubungan Barat dengan Riyadh menjadi fokus yang tajam, mengingat skeptisisme tentang penjelasan Arab Saudi yang berubah-ubah tentang pembunuhan di konsulat Istanbul.

Jaksa penuntut umum kerajaan itu mengatakan pekan ini pembunuhan itu direncanakan. Ini bertentangan dengan pernyataan resmi sebelumnya bahwa itu terjadi tanpa sengaja.

"Kami sepakat bahwa ketika kami memiliki lebih banyak kejelasan, kami akan mencoba untuk menemukan solusi atau reaksi Eropa terpadu dari semua negara anggota Uni Eropa," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, mengacu pada penjualan senjata ke kerajaan Saudi, dilansir di 9news, Ahad (28/10).

Dia berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron serta Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada akhir pertemuan puncak di Suriah.

Macron mengatakan bahwa keputusan apa pun yang akan diambil, termasuk sanksi potensial, harus dilakukan di tingkat Eropa untuk memastikan koordinasi. Merkel sebelumnya telah berjanji untuk menghentikan semua ekspor senjata Jerman ke Arab Saudi sampai pembunuhan itu dijelaskan.

Macron mengatakan dia memberi tahu Putra Mahkota bahwa Perancis, dan mitranya, dapat mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.

Perancis, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, adalah salah satu pemasok senjata utama ke Arab Saudi dan sekutu Arab Teluknya. Erdogan mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu (27/10), ia berbagi informasi tentang pembunuhan dalam pertemuan empar mata dengan para pemimpin lainnya.

Jaksa Turki telah menyiapkan permintaan ekstradisi untuk 18 tersangka dari Arab Saudi atas pembunuhan itu. Erdogan mengatakan bahwa permintaan itu disampaikan ke Arab Saudi melalui Kementerian Kehakiman Turki.

Riyadh sebelumnya menangkap 18 orang sebagai bagian dari penyelidikan atas kasus tersebut. Mereka termasuk 15 orang tim keamanan 15 yang Turki katakan terbang beberapa jam sebelum pembunuhan dan melaksanakannya.

Menlu Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada hari Sabtu bahwa orang-orang di belakang pembunuhan akan dituntut di kerajaan dan bahwa penyelidikan akan memakan waktu. Jaksa penuntut umum Arab Saudi akan bertemu hari Ahad dengan jaksa Turki yang menjalankan penyelidikan di Istanbul.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement