Ahad 28 Oct 2018 14:39 WIB

Kota Cirebon Canangkan Waspada Stroke

Masyarakat diingatkan untuk selalu mewaspadai stroke.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Stroke (ilustrasi)
Foto: AP
Stroke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON – Jumlah penderita stroke di Indonesia, termasuk di Kota Cirebon, seelalu bertambah setiap tahunnya. Untuk mencegah penyakit itu, warga diimbau untuk menjaga pola makan.

‘’Di Indonesia, tren penyakit stroke ini semakin meningkat, ‘’ ujar Pj Wali Kota Cirebon, Dedi Taufik, saat acara Pencanangan Cirebon Waspada Stroke, dalam rangka memperingati Hari Stroke Dunia (World Stroke Day), di area Car Free Day (CFD) Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Ahad (28/10).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda), prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada 2013. Sedangkan untuk Kota Cirebon, penderita stroke berdasarkan data Riskesda tahun 2007 yaitu 12,3 per 1.000 penduduk terserang stroke.

Padahal, stroke bisa menimbulkan dampak yang merugikan. Tak hanya dari segi kesehatan, tapi juga defisit ekonomi.

Dedi menyebutkan, dampak penyakit stroke selama periode 2007 hingga 2015 diperkirakan mengakibatkan defisit ekonomi sebesar Rp 50 triliun di Indonesia. Itu berarti, stroke akan menyebabkan defisit ekonomi setara 10 persen dari total anggaran kesehatan negara Indonesia setiap tahunnya.

Untuk itu, Dedi menekankan pentingnya mencegah stroke. Salah satunya dengan menjaga pola asupan makanan. ‘’Selain itu, lakukan pula senam otak untuk membantu mencegah terjadinya stroke, ‘’ kata Dedi.

Ketua penyelenggara acara, Jeny Hanawan Saputra, mengungkapkan, Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day) diperingati setiap 29 Oktober. Dengan adanya peringatan itu, masyarakat diingatkan untuk selalu mewaspadai stroke.

‘’Saat ini dunia mengakui bahwa stroke merupakan penyakit yang paling mematikan dan menakutkan, juga dapat menimbulkan kecacatan, ‘’ kata Jeny.

Jeny menambahkan, stigma bahwa stroke hanya menyerang lapisan masyarakat menengah ke atas tidaklah benar. Menurutnya, stroke saat ini merupakan momok bagi semua kalangan, tua dan muda, kaya dan miskin, pedesaan maupun perkotaan.

‘’Stroke sudah menjadi penyakit yang dapat menyerang semua orang, ‘’ tandas Jeny.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement