Ahad 28 Oct 2018 18:34 WIB

Abimana Pernah Tolak Jadi Pemain Utama Gundala

Abimana mengaku memainkan sosok jagoan Gundala tidak mudah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Muzakki, Tara Basro, Abimana Aryasatya, Joko Anwar, Bront Palarae dalam peluncuran trailer film Gundala di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (28/10).
Foto: Republika/Santi Sopia
Muzakki, Tara Basro, Abimana Aryasatya, Joko Anwar, Bront Palarae dalam peluncuran trailer film Gundala di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Abimana Aryasatya pernah menolak ajakan sutradara Joko Anwar menjadi pemain utama dalam film Gundala. Abimana mengakui bukan tidak percaya sutradara yang juga sahabatnya tersebut, melainkan karena terkendala waktu saat ditawari film baru.

"Waktu itu bukan nggak percaya sama dia (Joko). Saya minta izin mengerjakan pekerjaan saya yang sebelumnya," ujar Abimana dalam peluncuran trailer film Gundala di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (28/10).

Baca Juga

Namun, dengan segala upaya, Joko Anwar tetap mengajak pemain film Haji Bacpacker itu untuk casting. Abimana akhirnya sempat mengikuti casting dengan beberapa opsi pemain utama lainnya.

"Lalu draft skenario saya terima itu pagi-pagi, saya langsung balas, sudah nggak usah baca, gua ikut. Tapi satu hal, lu (Joko) harus percaya gua, gua percaya lu," ujar Abimana.

Abi, sapaan Abimana, mengaku memainkan sosok jagoan Gundala tidak mudah. Ia harus berupaya bagaimana mewakili banyak orang di Indonesia.

Sebab sosok Gundala ini bisa berhubungam dengan semua masalah orang di Indonesia. Abi harus mencintai sosok Gundala dan membuatnya harus menjadi bagian dari dirinya sendiri.

"Semua orang bisa jadi Gundala, setiap masyarakat bisa jadi bagian dari Gundala kalau mereka mau," ujarnya.

Joko Anawar mengatakan sejak awal memang sudah memikirkan nama Abimana. Hanya, sang aktor tetap melaluo casting terlebuh dulu.

"Seorang yang dia buka jagoan yang bisa melakukan apa saja, tapi juga dia seseorang yang sangat rapuh. Tapi pastinya kenapa Abimana, karena pertama, tentu dia punya talenta, karakternya kuat, namun juga ada kerapuhan," ujar Joko yang juga sutradara Pengabdi Setan itu.

Film diadaptasi dari komik Gundala pada tahun 1970-1980-an karya Hasmi. Secara umum, Gundala menceritakan karakter jagoan yang memiliki empati dan common sense.

Hadirnya Gundala ke layar lebar yang direncanakan tayang pertengaham Juli 2019 ini juga diharapkan membuka pintu bagi ikon-ikon jagoan legendari lainnya untuk kembali hidup dan dinikmati kembali seluruh masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement