Ahad 28 Oct 2018 18:09 WIB

Pradi Buka Turnamen Seni Golok Indonesia 2018

Golok yang sudah dikenal ke mancanegara dan mungkin bisa jadi warisan budaya dunia.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Maman Sudiaman
Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna membuka Turnamen Seni Golok Indonesia (SGI) 2018 yang diikuti dari berbagai perguruan silat di Indonesia yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata Depok, Ahad (28/10). Ini turnamen cukup menarik dan langka, kombinasi olah raga bela diri, seni dan budaya, kata Pradi.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna membuka Turnamen Seni Golok Indonesia (SGI) 2018 yang diikuti dari berbagai perguruan silat di Indonesia yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata Depok, Ahad (28/10). Ini turnamen cukup menarik dan langka, kombinasi olah raga bela diri, seni dan budaya, kata Pradi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna membuka Turnamen Seni Golok Indonesia (SGI) 2018 yang diikuti dari berbagai perguruan silat di Indonesia yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata Depok, Ahad (28/10). "Ini turnamen cukup menarik dan langka, kombinasi olah raga bela diri, seni dan budaya," kata Pradi.

Dia berharap turnamen tersebut dapat terus berkelanjutan, sehingga juga dapat melestarikan dan memberdayakan senjata senjata tajam golok dikenal hingga mancanegara. "Golok itu warisan budaya nenek moyang kita yang tentu harus dilestarikan dan bukan tidak mungkin golok juga dapat menjadikan warisan budaya dunia," tutur Pradi.

photo
Ketua Umum SGI, Aunur Rofiq Lil Firdaus atawa lebih dikenal Opick memeragakan “Jurus Sikumbang” di sela acara turnamen golok.

Ketua Umum SGI, Aunur Rofiq Lil Firdaus atawa lebih dikenal Opick menjelaskan turnamen diselenggarakan dalam upaya melestarikan budaya nasional, Seni Golok. "Peserta turnamen ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dengan menyugguhkan kekhasan daerah masing masing," terang penyanyi lagu-lagu religi ini.

Opick yang sempat mempertontonkan “Jurus Sikumbang” itu mengutarakan turnamen diharapkan menjadi agenda periodik setiap tahunnya mempertandingkan empat nomer yakni, Beregu Golok, Tunggal Golok, Tunggal Tangan Kosong dan Beregu Tangan Kosong. "Kamu juga akan memperjuangkan ke Unesco agar golok dapat menjadi warisan budaya dunia," harapnya.

Turnamen yang berlangsung satu hari ini juga dijual berbagai golok dan asesori khas golok. Pembukaan turnamen diawali dengan penampilan aksi Debus dari Banten yakni makan beling, tebas badan dengan golok dan menusuk pipi hingga tembus dengan besi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement