Ahad 28 Oct 2018 20:20 WIB

Jaksa Agung Saudi akan Kunjungi Turki Bahas Kasus Khashoggi

Saudi tolak ekstradisi 18 tersangka kasus Khashoggi ke Turki.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Jamal Khashoggi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Jaksa Agung Arab Saudi, Saud al-Mojeb, dijadwalkan melakukan kunjungan ke Turki pada Ahad (28/10) untuk mengadakan pembicaraan dengan para penyidik yang menginvestigasi kasus kematian jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Turki telah mengkonfirmasi, al-Mojeb diperkirakan akan membahas temuan terbaru dari penyelidikan Khashoggi dengan para penyidik setempat.

Belum ada pengumuman yang dikeluarkan oleh Saudi terkait rencana kunjungan tersebut. Kunjungan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Direktur CIA Gina Haspel mengunjungi Turki untuk meninjau bukti-bukti kematian Khashoggi, sebelum memberi pengarahan kepada Presiden AS Donald Trump.

Turki tengah mengupayakan ekstradisi 18 warga Saudi yang telah menjadi tersangka pembunuhan Khashoggi dan telah ditahan oleh kerajaan. Namun, upaya itu ditolak oleh menteri luar negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, pada Sabtu (27/10).

Jubeir mengatakan kerajaan akan mendakwa para pelaku dan membawa mereka ke pengadilan setelah penyelidikan selesai. Beberapa dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu diketahui memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman.

Baca juga: Ini Alasan Saudi Tolak Ekstradisi Tersangka Kasus Khashoggi

Menurut Jubeir, kecaman global dan fokus media pada pembunuhan itu telah menjadi sebuah histeria. Dia mendesak publik untuk menunggu hasil penyelidikan sebelum menuduhkan kesalahan kepada kepemimpinan tertinggi kerajaan.

Turki mendesak Arab Saudi untuk melakukan pengungkapan penuh tentang kasus pembunuhan itu. Turki menuduh 15 anggota tim elit sengaja dikirim ke Istanbul untuk membunuh khashoggi.

Pada Jumat (26/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan mengungkapkan lebih banyak bukti tentang pembunuhan itu. Ia menegaskan, pihak berwenang Turki akan terus memberikan tekanan kepada Arab Saudi.

Khashogghi dinyatakan hilang pada saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Pohak berwenang Turki menyakini bahwa Khashogghi dibunuh di dalam konsulat dan jasadnya dimutilasi.

Pemerintah Saudi sempat membantah klaim Turki. Namun sepekan yang lalu Saudi membenarkan kematian Khashoggi. Menurut Saudi, Khashogghi terlibat perkelajian hingga menyebabkan kematiannya. Klaim Saudi ini diragukan oleh dunia internasional dan organisasi HAM.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement