Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat memberikan penjelasan saat jumpa pers di Bontang, Kaltim, Sabtu (27/10/2018). Aas Asikin Idat menyatakan pihaknya akan bekerjasama dengan PT Dahana untuk membangun pabrik ammonium nitrat (bahan peledak) berkapasitas 75 ribu ton per tahun di Bontang Kalimantan Timur, dengan memanfaatkan pasokan amoniak dari Pupuk Kaltim. (FOTO : Jessica Wuysang/Antara)
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menyerahkan piala kepada salah satu penerima apresiasi 9th SATU Indonesia Awards 2018, Azza Aprisaufa (Teknologi – Aceh) (ketiga kanan) pada malam puncak IdeaFest 2018 di Jakarta (27/10). (FOTO : Dok Astra)
Seorang nelayan merakit paket konverter kit mesin perahu berbahan bakar gas usai diterima di pelabuhan laut Singkawang, Kalbar, Minggu (21/10/2018). Kementerian ESDM bersama PT Pertamina (persero) dan Komisi VII DPR RI menyalurkan bantuan paket konverter kit kepada 92 nelayan kecil di Kota Singkawang Kalbar guna mendukung Pemerintah dalam program konversi BBM ke bahan bakar gas. (FOTO : HS Putra/Antara)
Karyawan Bank Syariah Mandiri menunjukan kartu Mandiri Syariah berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di acara Silaturrahim dan Berbagi Keceriaan (Siaran) Mandiri Syriah, di Jakarta,Ahad (28/10). (FOTO : Republika/Prayogi)
Seorang pekerja mengangkut hasil panen rumput laut di Desa Tadui, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (27/10/2018). Menurut nelayan rumput laut di daerah tersebut, harga rumput laut kering mengalami penurunan dari Rp19 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram akibat melimpahnya hasil panen. (FOTO : Akbar Tado/Antara)
Pegawai sebuah bank memegang beberapa pecahan uang kertas saat pameran bulan inklusi keuangan di Taman Kota Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (27/10/2018). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kendari melaksanakan pameran bulan inklusi dengan tujuan untuk memberikan akses bagi masyarakat ekonomi lemah agar mendapatkan akses keuangan formal dari lembaga jasa keuangan. (FOTO : Jojon/Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia mengembangkan pabrik bahan baku, amonium nitrat, untuk menekan biaya operasional. Langkah tersebut juga sebagai upaya ekspansi bisnis non-pupuk karena pasar pupuk telah over supply.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Idat mengatakan harga pupuk harus efisien agar terjangkau namun tetap berkualitas. Untuk menurunkan harga pupuk, maka bahan baku dan operasional diharapkan tidak lagi mengandalkan pihak lain atau impor.
PT Pupuk Kalimantan Timur, sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia akan membangun pabrik pembuat bahan baku amonium nitrat di Bontang. Pabrik dengan investasi Rp 958 miliar itu akan dibangun kontraktor PT Wijaya Karya (Persero).
sumber : Republika, Antara
Advertisement