Senin 29 Oct 2018 16:16 WIB

Menhub Targetkan 100 Kapal Tol Laut Selesai Desember

100 kapal pendukung tol laut ini dibuat oleh PT Daya Radar Utama Lamongan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kementerian Perhubungan telah memesan 100 unit kapal pendukung tol laut yang berjenis kapal perintis, kontainer, ternak dan rede untuk melayani  transportasi laut di Indonesia.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Kementerian Perhubungan telah memesan 100 unit kapal pendukung tol laut yang berjenis kapal perintis, kontainer, ternak dan rede untuk melayani transportasi laut di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi optimistis target pembuatan 100 kapal untuk tol laut selesai pada akhir 2018. Saat ini, pemerintah masih berupaya memabangun 16 kapal baru lagi dari target 100 kapal.

"Ya (pembangunan 16 kapal) masih dalam proses dan harapannya Desember 2018 selesai," kata Budi di Jakarta, Senin (29/10).

Dia menjelaskan sebelumnya, Budi sudah memeriksa langsung ke pabrik pembuat kapal tol laut di Jawa Timur yaitu PT Daya Radar Utama (DRU). Perusahaan tersebut tengah membuat 16 kapal baru lagi untuk program tol laut.

Budi memastikan proses pembuatan 16 kapla tol laut sudah hampir selesai. "Kondisinya (pembuatan 16 kapal baru) sudah 80 persen, bahkan sudah ada yang 90 persen," jelas Budi.

Dia menegasakan proses pembuatan 16 kapal baru tersebut perkembangannya cukup signifikan. Meskipun begitu, Budi mengakui persoalan rupiah yang tertekan sempat menghambat namun pembuatan kapal tetap berjalan dan segera diselesaikan.

Saat ini, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub telah memesan 100 unit kapal pendukung tol laut. Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Santoso mengatakan kapal yang dipesan berjenis perintis, kontainer, ternak, dan rede untuk melayani  transportasi laut di Indonesia.

Menurut Agus, PT Daya Radar Utama Lamongan sedang mengerjakan delapan unit kapal perintis tipe GT 2.000 dan lima jenis kontainer tipe 100 TeUs. "Dari jumlah kapal yang dibangun di galangan kapal PT DRU tersebut, dua unit kapal perintis GT 2.000 telah selesai secara fisik dan sedang menunggu mobilisasi," ujar Agus.

Agus memastikan PT DRU sedang melakukan percepatan penyelesaian pembangunan kapal tersebut. Agus mengharapkan pembuatan kapal tersebut akan lebih meningkatkan konektivitas antarpulau di seluruh wilayah Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement