Senin 29 Oct 2018 18:22 WIB

Raih Emas lagi, Aries Susanti Makin Optimis Tatap Olimpiade

Aries Susanti meraih emas di IFSC Climbing Worldcup

Rep: Fitriyanto/ Red: Hazliansyah
Emas Dari Panjat Dinding. Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu saat upacara pengalungan medali pada cabang panjat dinding nomor kecepatan putri Asian Games 2018 di Komplek Olahraga Jakabaring, Kamis (23/8) malam.
Foto: Republika/ Wihdan
Emas Dari Panjat Dinding. Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu saat upacara pengalungan medali pada cabang panjat dinding nomor kecepatan putri Asian Games 2018 di Komplek Olahraga Jakabaring, Kamis (23/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet panjat tebing kebanggaan Indonesia Aries Susanti Rahayu kembali meraih medali emas di kompetisi bergengsi dan tertinggi dunia, IFSC Climbing Worldcup di Xiamen, China, 27-28 Oktober 2018. Atlet yang dijuluki 'spiderwoman' Indonesia ini meraih emas ketiganya di ajang IFSC Climbing Worldcup.

Aries Susanti Rahayu menghadapi pemanjat asal Rusia Iuliia Kaplina di partai final. Aries membukukan catatan waktu 7,532 detik, sedangkan lawannya kalah lantaran fall.

Sementara di posisi ketiga diduduki Anouck Jaubert dari Prancis yang mengalahkan pemanjat Rusia Elena Remizova. Jaubert menang dengan 7,947 detik, sedangkan Remizova 7,995 detik.

Prestasi ini membuat semangat Aries untuk berprestasi makin tinggi. Ia makin mantap menyongsong Olimpiade Tokyo 2020.

"Ini memotivasi saya menatap Olimpiade," ujar Aries Susanti di Xiamen, Cina, dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co,id, Senin (29/10).

Sementara di nomor putra, Aspar 'Babon' Jaelolo harus puas dengan medali perak. Ia harus mengakui keunggulan lawannya Bassa Mawem dari Prancis. Namun, catatan waktu mereka hanya terpaut tipis. Mawem berhasil merebut emas setelah membukukan waktu 5,600 detik, sedangkan Aspar 5,620 detik.

Posisi ketiga diduduki Reza Alipourshena dari Iran dengan catatan waktu 7,600 detik, sedangkan lawannya yakni Dmitrii Timofeev dari Rusia fall.

Meski tidak mendapatkan emas, Aspar mengakui kompetisi di Xiamen sangat luar biasa. Persaingan dalam kompetisi tersebut sangat ketat. Ia mengaku cukup kerepotan untuk bisa mengamankan tiket ke babak final. Semua atlet pun memiliki kesempatan yang sama untuk menang.

"Luar biasa. Terima kasih kepada Allah SWT, terima kasih untuk tim, terima kasih pelatih, manajer, teman. Pertandingan seri terakhir ini sangat luar biasa, sangat ketat. Untuk masuk ke babak final sangat susah. Rata-rata atlet, waktu pemanjatan 5 detik dan 06,20 detik. Semua atlet punya peluang untuk menang," ujar dia.

Pelatih speed Hendra Basir merasa para atlet bisa tampil lebih maksimal lagi. "Dibanding dua seri terakhir, (performa atlet) masih bagus seri awal-awal yang kita ikuti. Sekarang kita enggak ada pelatnas lagi. Jadi sifatnya cuma mempertahankan performa saja," papar dia.

Hendra mengatakan, setelah dari Xiamen, Cina para atlet akan kembali ke Tanah Air. "Kita pulang ke Indonesia dan kurang lebih persiapan tiga hari untuk Asian Champhionship (pada 7-11 November 2018 di Kurayoshi, Jepang" ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement