REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Puluhan anak muda di Kota Padang punya cara kreatif untuk memperingati Sumpah Pemuda. Sebuah komunitas pencinta bangunan cagar budaya, Padang Heritage, menginisiasi gerakan 'jalan-jalan' keliling kawasan kota tua Padang untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap bangunan bersejarah.
Namun, kegiatan berkeliling kota tua barangkali sudah sering dilakukan oleh anggota komunitas. Demi memperingati Sumpah Pemuda kali ini, Padang Heritage memilih menggelar sebuah diskusi santai di halaman Kelenteng See Hien Kiong bersama narasumber yang kompeten di bidangnya. Anggota komunitas yang isinya anak muda ini punya kesempatan menyampaikan ide-idenya untuk ikut terlibat dalam merawat bangunan cagar budaya.
"Ini bertepatan dengan Sumpah Pemudah. Kita berkumpul di sini untuk melihat di kawasan ini banyak jejak sejarah di masa lampau. Tentu semua ini tidak kita inginkan hilang ditelan zaman dan habis oleh modernitas sehingga kita kehilangan jati diri kita sebagai sebuah bangsa," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi, Ahad (28/10).
Medi berpandangan, momentum Sumpah Pemuda tepat untuk mengajak generasi muda terlibat dalam upaya konservasi bangunan cagar budaya. Generasi milenial, kata Medi, punya cara-cara tersendiri dalam membangun kesadaran masyarakat untuk merawat bangunan tua. Ia menilai, senjata terampuh yang dimiliki anak muda adalah gawai dengan akses media sosial yang begitu besar.
"Anak muda punya kuasa dengan jempol dan follower di media sosial. Mereka punya power untuk mengajak anak muda lainnya ikut merawat, melestarikan, dan memanfaatkan bangunan bersejarah sesuai kaidah cagar budaya. Selfie misalnya," ujar Medi.
Anak muda Kota Padang yang tergabung dalam komunitas Padang Heritage mengisi Sumpah Pemuda dengan mendiskusikan pengembangan kawasan kota tua.
Medi menyadari bahwa potensi kota tua Padang tak lain sebagai destinasi wisata. Bicara soal wisata, ia sadar bahwa ada pergeseran budaya yang kini mulai ditunjukkan anak muda. Hal itu adalah kecenderungan mencari tempat yang menarik untuk diabadikan dengan kamera.
"Kalau dulu orang sekadar melihat-lihat, belanja. Sekarang mereka nyari tempat buat foto-foto. Nah kota tua ini instagramable banget," kata Medi.
Salah satu peserta, Asrul (22 tahun), mengaku tertarik ikut diskusi Padang Heritage kali ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi alternatif bagi anak muda untuk memberikan sumbangsih dalam merawat semangat Sumpah pemuda.
"Sekaligus menyadarkan dan memotivasi kami untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya di kota tua," kata Asrul yang masih menempuh perkuliahan di Universitas Negeri Padang (UNP).
Penggagas Padang Heritage, Bayu Haryanto, menganggap bahwa anak muda punya peran penting untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap bangunan cagar budaya. Melalui kegiatan positif seperti 'jalan-jalan keliling' kota tua dan diskusi ringan seperti yang dilakukan sore tadi, Bayu berharap makin banyak masyarakat yang peduli terhadap bangunan cagar budaya.
"Kami berkomitmen untuk terus mengenalkan dan mengajak seluruh masyarakat untuk tetap bersemangat melestarikan bangunan tua," kata Bayu.