REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional The 4th Intergovermental Review Meeting on the Implementation of the Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Land-Based Activities (IGR-4). Ajang badan dunia PBB bidang lingkungan atau United Nation Environment Program (UNEP) ini akan diadakan di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (31/10) sampai Kamis (1/11). .
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar akan bertindak sebagai ketua forum dengan tugas memimpin berbagai sidang untuk menghasilkan berbagai kesepakatan baru antar negara. ''Hasil-hasil kesepakatan IGR-4, akan dituangkan dalam deklarasi Bali sebagai dukungan nyata perlindungan dan pelestarian lingkungan laut global, terutama dari masalah sampah plastik,'' ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Senin (29/10).
IGR-4 akan dihadiri para Menteri Lingkungan Hidup dari berbagai negara di dunia. Sekitar 89 delegasi negara, dengan sekitar 400 pejabat pemerintah, dipastikan hadir di Bali mengikuti agenda lima tahunan ini. Tema yang diangkat IGR-4 yakni Pollution in Ocean and Land Connection.
Ada tiga agenda utama dalam IGR-4. Pertama, Review pelaksanaan Global Programme of Action for the Protection of the Marine Environment from Land-based Activities (GPA) periode 2012-2017 sebagai mandat Manila Declaration.
Kedua, menyusun kebijakan masa depan GPA periode 2018-2022. Ketiga, menyusun Program kerja GPA periode 2018-2022 yang dilaksanakan melalui Coordination Office.
Menurut Siti, acara ini merupakan ajang pembuktian komitmen sekaligus kepemimpinan Indonesia dalam bidang lingkungan. "Nantinya, diharapkan mampu menghasilkan kesepakatan positif bagi masa depan dunia, terutama mengatasi masalah polusi laut,'' katanya.
Beberapa menteri delegasi IGR-4 saat ini sudah berada di Indonesia. Diantaranya Menteri Lingkungan Tuvallu, Mackenzie Kiritome, dan Menteri Lingkungan Hidup Republik Kongo yang juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Arlette Soudan-Nonault.
Menteri Arlette bahkan langsung memanfaatkan waktu sebelum pembukaan IGR-4 dengan mengunjungi Kalimantan Barat untuk melihat langsung langkah-langkah nyata perlindungan gambut di Indonesia.
Selain ke Kalbar, Menteri Arlette bersama dengan pejabat Republik Kongo, dan Direktur eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), Erik Solheim, akan menghadiri soft launching Pusat Gambut Tropis Internasional di Bogor, pada selasa (30/10).
''Ini juga menjadi bukti apresiasi dunia atas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam komitmen perubahan iklim, mewujudkan pembangunan inklusif dan berkelanjutan,'' kata Siti.