Selasa 30 Oct 2018 06:49 WIB

Cengiz Kecewa ke Trump karena Pentingkan Dagang dengan Saudi

Cengiz meminta pihak berwenang Saudi bertanggung jawab.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz pada Senin (29/10) mengkritik tanggapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas kasus pembunuhan Khashoggi. Ia mendesak Trump mengesampingkan kepentingan perdagangan AS demi mengungkap kebenaran.

Pernyataan ini disampaikan Cengiz saat berkunjung ke London. "Saya kecewa dengan tindakan kepemimpinan di banyak negara, terutama di AS. Presiden Trump harus membantu mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan diterapkan. Dia seharusnya tidak membuka jalan untuk menutup-nutupi pembunuhan tunangan saya. Mari jangan biarkan uang mencemari hati nurani kita dan membahayakan nilai-nilai kita," katanya.

Baca juga, Saat Saudi dan Turki Berebut Pembunuh Jamal Khashoggi.

Trump membatasi kritiknya terhadap para pemimpin Saudi soal kasus Khashoggi. Trump  tidak ingin sikapnya membahayakan kesepakatan perdagangan senjata sebesar 110 miliar dolar AS.  Menurut Trump, kontrak itu akan mendukung 500 ribu pekerjaan AS . Namun para ahli meragukan keabsahan data tersebut.

Menurut Cengiz, kasus pembunuhan Khashoggi terjadi dalam sebuah misi diplomatik Saudi. Dalam keadaan seperti itu, pihak berwenang Arab Saudi harus bertanggung jawab untuk hal tersebut.

Trump mengatakan, Pangeran Muhammad bin Salman yang telah mengonsolidasikan kendali atas badan keamanan dan intelijen Saudi selama tiga tahun terakhir,  bertanggung jawab untuk operasi yang menyebabkan pembunuhan Khashoggi.

Menurut Cengiz,  Barat dianggap sebagai benteng hak asasi manusia dan demokrasi sehingga harus mempertahankan pendapatnya atas kasus pembunuhan calon suaminya.

"Insiden ini, pembunuhan ini, terjadi di konsulat Saudi. Jadi pihak berwenang Saudi mungkin tahu bagaimana pembunuhan semacam itu terjadi. Mereka perlu menjelaskan apa yang terjadi. Siapa yang terlihat muram, menutupi kebenaran, dan memperlihatkan kesedihan," kata Cengiz.

Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang memuji Cengiz, telah mendesak Riyadh untuk mengungkapkan, siapa yang memerintahkan pembunuhan itu. Jaksa juga telah menyiapkan permintaan ekstradisi untuk 18 tersangka dari Arab Saudi.

"Penjelasan yang diberikan sejauh ini oleh Arab Saudi tidak cukup. Aku ingin tahu detail siapa yang bertanggung jawab," kata Cengiz menambahkan. 

Ia mengaku ingin semua yang bertanggung jawab, termasuk  pemberi perintah dibawa ke pengadilan dan dihukum di bawah hukum internasional.

Cengiz mengatakan dia belum dihubungi oleh Pangeran Muhammad atau keluarga kerajaan Saudi. Pihak Saudi juga tidak menyampaikan belasungkawa kepadanya.

Cengiz bertemu Khashoggi pada  Mei di sebuah konferensi di Istanbul. Hubungan mereka berkembang setelah pertemuan itu. Mereka akhirnya memutuskan menikah di Istanbul. 

Hukum Turki mengharuskan Khashoggi memberikan bukti bahwa dia tidak memiliki istri. Inilah yang membuat  Khashoggi mendatangi  konsulat. Cengiz mengatakan dia tidak pernah menyaksikan rekaman pembunuhan Khashoghi. Ia mengaku mengetahui  informasi kasus Khashoggi  dari media.

"Seperti orang lain, saya masih menunggu jawaban. Dunia harus tahu siapa yang menghasut, terlibat dan melakukan kejahatan ini," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement