Selasa 30 Oct 2018 07:28 WIB

Bandara Baru Turki Disebut akan Jadi Bandara Tersibuk

Bandara Istanbul mampu menampung 90 juta penumpang per tahun.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolanda
Suasana Bandara Istanbul.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Suasana Bandara Istanbul.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Tayyip Erdogan meresmikan bandara baru di luar Istanbul pada Senin (29/10). Bandara baru senilai 11,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) tersebut disebut-sebut akan menjadi salah satu bandara paling sibuk di dunia.

Bandara tersebut, kata Erdogan, akan disebut sebagai 'Bandara Istanbul'. Erdogan mengatakan bandara ini akan mampu menangani 90 juta penumpang per tahun dan dapat diperkuat untuk menampung 200 juta penumpang. 

Meski begitu, bandara ini hanya digunakan untuk beberapa penerbangan di Turki, Azerbaijan, dan Siprus utara untuk dua bulan pertama. "Dengan beroperasinya Bandara Istanbul, ruang udara Eropa harus direstrukturisasi," kata Erdogan, Senin. Ia berharap bandara itu akan digunakan untuk sejumlah besar penerbangan antarbenua.

photo
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat meresmikan bandara baru di Turki, Senin (29/10).

Sebelumnya, bandara tersebut dirundung kritik atas kondisi kerja dan standar keselamatan. Pada Februari, kementerian tenaga kerja mengatakan 27 pekerja telah meninggal sejak pembangunan yang dimulai pada 2015. Dua bulan lalu, polisi menahan ratusan pekerja yang melakukan protes.

Mantan Menteri Transportasi Ahmet Arsian awalnya mengatakan semua penerbangan ke dan dari Bandara Ataturk Istanbul akan dipindahkan ke bandara baru dalam waktu 48 jam dari pembukaan Senin (29/10). Namun maskapai penerbangan utama, Turkish Airlines, sekarang mengatakan hanya beberapa penerbangan ke Ankara, Izmir, dan Antalya, serta penerbangan internasional ke Siprus utara dan Azerbaijan akan menggunakan bandara untuk saat ini. Rute lainnya akan tetap di Ataturk untuk sisa tahun ini.

photo
Suasana ruang check in Bandara Istanbul yang diresmikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (29/10).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement