REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hingga kini belum menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Senin (29/10). Namun ada beberapa informasi kunci yang bisa menjadi petunjuk penyebab jatuhnya pesawat yang baru berusia dua bulan itu.
Pertama, pilot meminta kembali ke bandara sesaat setelah lepas landas. Dalam keterangannya, Senin (29/10), kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkap bahwa pilot Lion Air sempat meminta kembali ke bandara Soekarno-Hatta sekitar dua menit usai lepas landas dari bandara. Permintaan itu disetujui oleh menara pengawas. Namun selang beberapa menit setelah permintaan itu, pesawat hilang dari radar.
Return to base (RTB) merupakan istilah umum di dunia penerbangan. KNKT mengungkapkan, bahwa pesawat bisa saja meminta kembali ke bandara jika pilot menemukan masalah yang daftarnya ada dalam list quick reference handbook. Salah satu masalah yang biasanya membuat pilot kembali ke bandara adalah problem teknis pesawat.
Awak KRI Kobra 867 menunjukkan serpihan pesawat di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Laut Jawa, Senin (29/10)
Kedua, pesawat dalam posisi terbang rendah. Lion Air JT 610 lepas landas sekitar pukul 06.20 WIB. Namun selang 13 menit usai lepas landas, pesawat belum mencapai batas ketinggian maksimal.
Mengacu pada data yang dilansir laman Flightradar24, Lion Air JT 610 hanya mencapai ketinggian ribuan kaki dari permukaan laut. Padahal lazimnya pesawat yang telah mengudara selama 13 menit, ketinggian wajar yang dicapai adalah belasan ribu kaki. Walhasil pesawat masih dalam kondisi terbang rendah.
Bagian kursi dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di laut lepas pantai Tanjung Pakis Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Ketiga, pesawat tambah kecepatan bersamaan dengan hilangnya ketinggian. Sesaat sebelum hilang kontak, kecepatan Lion Air JT 610 terus bertambah. Data Flightradar24 menunjukkan kecepatan pesawat 319 knots bertambah menjadi 383 knots hanya dalam waktu kurang dari 60 detik.
Namun bersamaan dengan peningkatan kecepatan itu, ketinggian pesawat malah terus menurun. Ketinggian yang awalnya 5.500 kaki turun drastis menjadi 2.800 kaki. Jika dikonversikan ke kecepatan kilometer per jam, pesawat tersebut menurun dengan kecepatan 700 kilometer per jam dalam waktu kurang dari 60 detik.