Selasa 30 Oct 2018 12:36 WIB

Amerika Siap Lancarkan Serangan Baru ke Cina

Trump menjanjikan akan membuat perjanjian hebat dengan Cina pada KTT November.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Bendera Cina dan AS
Foto: AP PHOTO/Andy Wong
Bendera Cina dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) bersiap mengumumkan pengenaan tarif terhadap seluruh impor Cina pada awal Desember. Hal ini akan dilakukan apabila pembicaraan antara Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping pada bulan depan tidak mampu meredam perang dagang.

Bloomberg melaporkan rencana ini, Senin (29/10), berdasarkan pernyataan tiga orang yang akrab dengan masalah ini. Apabila benar diumumkan pada awal Desember, penerapan tarif impor akan bertempatan dengan liburan Tahun Baru Imlek Cina di awal Februari. Sebab, dibutuhkan waktu 60 hari untuk mengaplikasikannya.

Pengenaan tarif diberlakukan atas semua impor Cina yang tersisa ke Amerika Serikat senilai lebih 257 miliar dolar AS. Para pejabat Amerika sedang mempersiapkan skenario seperti itu apabila pertemuan Trump-Xi yang direncanakan terjadi di sela Konferensi Tingkat Tinggi di Buenos Aires pada November tidak menghasilkan kemajuan.

Dalam wawancara dengan Fox News pada Senin malam, Trump mengatakan, pihaknya akan membuat perjanjian hebat dengan Cina. "Itu harus hebat karena mereka sudah menguras negara kami," ujarnya.

Rencana pelebaran tarif menunjukkan tekad pemerintahan Trump untuk memanaskan perang dagangnya dengan Cina. Sekalipun, beberapa perusahaan mengeluh tentang kenaikan biaya tarif dan pasar keuangan terus gelisah terkait kejatuhan ekonomi global.

Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif atas barang-barang Cina senilai 250 miliar dolar AS. Cina telah menanggapi dengan kewajiban balas dendam atas barang-barang AS senilai 110 miliar dolar AS. Putaran tarif sebelumnya ditujukan pada barang modal Cina dan barang setengah jadi, sementara putaran akhir ditargetkan memukul produk konsumen, termasuk ponsel, komputer, pakaian, dan sepatu.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders tidak ingin memberikan komentar ketika ditanya tentang pengumuman tarif baru. "Saya tidak akan mendahului pertemuan presiden, dan saya harap itu berjalan dengan baik," ucapnya, dilansir Reuters, Selasa (30/10).

Seorang juru bicara kantor Perwakilan Perdagangan AS merujuk Reuters terhadap pernyataan Sanders. Sementara itu, para pejabat Departemen Perdagangan AS tidak memberikan tanggapan atau komentar.

Pada awal bulan ini, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa Cina perlu menyetujui "item tindakan" khusus. Tujuannya, untuk menyeimbangkan hubungan ekonomi AS-Cina, membuka pasar dan mengubah transfer teknologi, serta kebijakan subsidi dan mata uang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement