Selasa 30 Oct 2018 12:41 WIB

15 Dokter Forensik Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh

Dikerahkan juga dokter odontologi khusus untuk mengidentifikasi gigi jenazah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Konferensi Pers Divisi Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri terkait perkembangan identifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, Senin (29/10), Jakarta.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Konferensi Pers Divisi Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri terkait perkembangan identifikasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, Senin (29/10), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Ari Dono mengatakan, pihak Rumah Sakit Polri mengerahkan 15 dokter forensik untuk mengidentifikasi jenazah korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 yang sudah berhasil ditemukan. Selain itu, juga dikerahkan dokter odontologi khusus mengidentifikasi dari gigi jenazah.

“Di RS Polri ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan untuk mengindentifikasi posmortem itu ada 15 dokter forensik, kemudian dokter odontologi yang nanti melaksanakan kegiatan forensik dan gigi. Kemudian ada juga ahli DNA yang siap di sini,” ujar Ari Dono saat mendatangi RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Selasa (30/10).

photo
Jenazah Lion Air JT610. Mobil membawa jenazah korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 di Kamar Jenazah RS Polri, Jakarta, Senin (29/10).

Selain dari dokter RS Polri, kepolisian juga dibantu oleh seluruh dokter rumah sakit di Jakarta, kemudian dari beberapa perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Padjajaran (Unpad). Dari 189 orang yang menjadi penumpang pesawat tersebut, sejak sore kemarin sudah bisa dikumpulkan dan dibawa ke rumah sakit sebanyak 24 kantong jenazah.

“Antemortem juga disipakan ada tim yang ditempatkan di pemberangkatan di Bangka Belitung dari kepolisian sana juga melakukan kegiatan antomortem. Di sini kita juga menyiapkan kegiatan antemortem itu pendataan identitas, ciri-ciri dari masing-masimg anggota keluarga,” jelas Ari Dono.

Hingga Selasa (30/10) pagi ini, sudah ada 151 keluarga yang membantu identifikasi antemortem dengan memberitahu ciri-ciri pakaian, benda yang dikenakan, ataupun ciri khas di tubuh lainnya. Sementara untuk pemeriksaan DNA, masih dilakukan secara bertahap. Karena untuk kegiatan antemortem ini, tidak semua keluarga yang datang adalah yang bisa diperiksa DNA-nya.

“Yang pasti orang tuanya atau anak korban itu lagi kita laksakanan kegiatan rumah sakit hari ini,” jelas Ari Dono.

photo
Pelaporan Data Korban. Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 melaporkan data keapda petugas di Posko Ante Mortem DVI RS Polri, Jakarta, Senin (29/10).

Sementara itu Kepala RS Polri Kombes Musyafak mengatakan, waktu identifikasi korban satu-satunya jalan hanya dapat teridentifikasi dari DNA paling cepat empat sampai lima hari. Tetapi proses identifikasi ini tidak hanya dari DNA. Pihaknya juga melakukan identifikasi dengan memeriksa properti dari hasil keterangan keluarga korban maupun pemeriksaan korban itu sendiri.

“Kemudian kita memeriksa tanda-tanda medis seperti misalnya tato, tahi lalat dan sebagainya ini merupakan salah satu atau beberapa hal untuk pertimbangan identifikasi. Contoh korban bayi, informasi ada dua, ini kita fokuskan barangkali ada yang masuk dimana ada keterangan bayi jadi lebih singkat,” jelas dia saat ditemui di waktu dan tempat yang sama.

Sebelumnya, maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami hilang kontak Senin (29/10). Pesawat tersebut melakukan take off pada pukul 6.20 WIB lalu hilang kontak pada pukul 6.33 WIB. Pesawat dipastikan pesawat namun masih didalami penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Pesawat membawa 188 orang, dengan 181 penumpang di antaranya 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua bayi. Kemudian tujuh crew pesawat di antaranya pilot dan co-polit, dan lima pramugari. Pilot sempat meminta kembali ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement