REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto mengatakan sudah menerima data dari 151 anggota keluarga korban jatuhnya Lion Air JT 610. "Untuk (pemeriksaan) DNA ini sudah kami buka juga sampai dengan pagi ini sudah ada 151 keluarga," ujar Komjen Ari, Selasa (30/10).
Komjen Ari menjelaskan, pemeriksaan DNA secara bertahap karena dalam kegiatan antemortem tidak semua keluarga yang datang bisa diperiksa DNA. "Yang pasti bisa diperiksa adalah orang tua atau anak korban," jelasnya.
Selain itu untuk mendukung pemulihan kekuarga korban, Komjen Ari mengatakan pihaknya menyediakan pos trauma healing untuk penyembuhan secara psikologi. "Ada beberapa ahli psikologi selain dari Polri, UI, beberapa RS termasuk TNI juga bergabung disini untuk memberikan terapi-terapi psikologi kepada keluarga korban," tambah dia.
Di sisi lain, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Musyafak mengatakan identifikasi para korban akan difokuskan pada data yang masuk untuk mempersingkat proses. "Kalau misalnya dewasa dan hanya serpihan memang membutuhkan kalau data lengkap antemortem, sampel DNA-nya, baik antem maupun post mortem kita periksa. Saya sampaikan tadi 4-5 hari baru teridentifikasi," ujar Musyafak.
Sementara itu, tim evakuasi gabungan sudah mengirimkan sejumlah temuan dari perairan Tanjung Karawang, Kabupaten Karawang menuju Posko Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Barat di Pantai Tanjung Pakis, Selasa siang. "Totalnya sudah tiga kantong yang kita antar ke tim DVI, dua kantong potongan tubuh dam satu kantong berisi serpihan puing yang mirip dengan material pesawat," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudho di Karawang.
Tim evakuasi dari Basarnas, TNI, Polri membagi dua jenis kantong evakuasi. Kantong warna oranye untuk jenazah dan kantong berwarna hitam untuk puing ataupun benda terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Kantong tersebut diantar oleh tim evakuasi menuju ruang DVI Polda Jabar sekitar pukul 11.00 WIB. Seluruh isi kantong itu ditemukan oleh tim dari perairan Tanjung Karawang yang berjarak sekitar 1,03 mil dari pesisir Pantai Tanjung Pakis.
Trunoyudho mengatakan potongan tubuh maupun material yang diduga badan pesawat itu akan dilakukan identifikasi khusus oleh tim DVI untuk memastikan apakah ada keterkaitan dengan insiden kecelakaan pesawat berpenumpang 188 orang itu atau tidak. "Seluruh temuan ini kami teruskan ke RS Polri Kramat Jati via darat untuk dilakukan outopsi," katanya.
Hingga siang ini, tim gabungan masih melakukan penyisiran di sekitar perairan Tanjung Karawang yang terbagi dalam sembilan zona. Upaya penyisiran dilakukan pada kedalaman laut, permukaan laut maupun monitoring udara dengan helikopter.